Produktifitas apel Batu yang terus menurun penyebabnya harus dapat diurai satu persatu. Peremajaaan harus segera dilakukan dengan menggukan teknologi budidaya apel dengan system yang lebih modern. Perhatian yang serius terhadap perubahan kualitas kesuburan tanah, hama dan penyakit serta penanganan pasca panen buah apel. Penggunanan pupuk, insektisida dan fungisida kimia yang tidak terkendali justru merusak kualitas apel Batu dan Apel Malang saat ini.
2. Membuat diversifikasi produk berbasis apel. Masyarakat harus mampu berkreasi untuk menemukan produk-produk inovatif yang berbasis buah apel khas batu diantaranya: kripik apel, sari apel, sirup apel, dodol apel, teh apel dan cuka apel. Di Kota Batu dan Malang banyak industri kecil dan menengah yang memproduksi makanan jajanan yang di klaim dari bahan dasar buah apel, namun jika ditelusuri lebih mendalam sudah tidak murni lagi dari buah apel. Sebagai contoh minuman sari buah dengan berbagai merek ternyata sebagaian besar menggunakan bahan perasa Apel.Â
Sebenarnya diversifikasi produk berbasis apel merupakan solusi yang baik untuk mengobati kerinduan terhadap apel Batu/Malang karena mudah dibawa, praktis, lebih awet, dan bisa berwujud aneka produk. Oleh karena itu pembinaan baik oleh Pemerintah, Perguruan Tinggi dan Stake Holder yang lain sangat penting. Â Produk diversifikasi tersebut harus diarahkan untuk memenuhi Standar Industri yang dipersyaratkan baik Nasional maupun Internasional dan tetap berbahan baku apel yang sehat.
4. Kita sebagai bangsa Indonesia sudah semestinya memiliki kebanggaan terhadap produk-produk asli daerah seperti apel Batu. Marilah kita tanamkan  dan masyarakatkan semboyan Aku Cinta Buah Indonesia (ACBI) (SKT-UWG-2016)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H