Mohon tunggu...
Toipatul Aeni
Toipatul Aeni Mohon Tunggu... Auditor - Universitas Yarsi

Halo, pembaca Kompasiana! Nama saya Toipatul Aeni, mahasiswa semester 6 jurusan Akuntansi di Universitas YARSI. Saya memiliki minat yang besar dalam bidang akuntansi, keuangan syariah, dan manajemen keuangan. Selama menjalani studi, saya aktif mengikuti berbagai seminar dan workshop untuk memperdalam pemahaman saya tentang dunia keuangan dan bisnis. Sebagai seorang mahasiswa, saya sangat antusias untuk berbagi pengetahuan dan wawasan saya melalui tulisan-tulisan di Kompasiana. Saya percaya bahwa berbagi informasi dan pengalaman dapat membantu memperkaya pemahaman kita bersama tentang topik-topik yang kompleks, terutama dalam bidang akuntansi dan keuangan syariah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perbandingan Laporan Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional: Teori dan Praktik

3 Juni 2024   00:57 Diperbarui: 3 Juni 2024   01:29 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan

Laporan keuangan adalah alat vital yang digunakan untuk mengukur kinerja finansial dan kesehatan suatu institusi. Bank syariah dan bank konvensional, meskipun keduanya adalah lembaga keuangan, beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip yang sangat berbeda, yang tercermin dalam penyusunan laporan keuangannya. Artikel ini bertujuan untuk membahas secara mendalam perbedaan utama antara laporan keuangan bank syariah dan bank konvensional, termasuk teori dasar yang melandasi operasional masing-masing, komponen laporan keuangan, serta standar akuntansi yang berlaku.

Teori Dasar Bank Syariah dan Bank Konvensional

Bank Syariah

Bank syariah adalah lembaga keuangan yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam, yang merupakan hukum dan aturan berdasarkan Al-Quran dan Hadis. Prinsip utama yang diterapkan dalam bank syariah meliputi:

  1. Larangan Riba (Bunga): Prinsip ini melarang pengenaan atau pembayaran bunga dalam setiap transaksi keuangan.
  2. Larangan Gharar (Ketidakpastian): Menghindari transaksi yang mengandung elemen ketidakpastian atau spekulasi yang berlebihan.
  3. Larangan Maisir (Perjudian): Tidak terlibat dalam aktivitas yang bersifat spekulatif atau berjudi.
  4. Keterlibatan dalam Aktivitas Halal: Hanya mendanai kegiatan dan proyek yang sesuai dengan hukum Islam dan diakui sebagai halal.
  5. Prinsip Keadilan dan Kesetaraan: Menekankan pentingnya pembagian keuntungan dan kerugian secara adil di antara para pihak yang terlibat.

Bank Konvensional

Bank konvensional adalah lembaga keuangan yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip keuangan umum yang lebih universal. Beberapa prinsip utama yang diterapkan dalam bank konvensional meliputi:

  1. Pengenaan Bunga: Bank ini menarik dan membayar bunga atas pinjaman yang diberikan dan simpanan yang diterima.
  2. Pengelolaan Risiko: Menggunakan berbagai instrumen keuangan untuk mengelola risiko yang terkait dengan aktivitas keuangan.
  3. Pencarian Keuntungan: Fokus utama adalah memaksimalkan keuntungan bagi para pemegang saham melalui berbagai aktivitas bisnis.
  4. Penggunaan Instrumen Keuangan Tradisional: Memanfaatkan instrumen seperti deposito, kredit, dan investasi berbunga dalam operasionalnya.

Komponen Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang disusun oleh bank syariah dan bank konvensional umumnya terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu:

  1. Neraca (Laporan Posisi Keuangan): Menyajikan informasi tentang aset, kewajiban, dan ekuitas bank pada titik waktu tertentu.
  2. Laporan Laba Rugi: Menyajikan pendapatan, beban, dan laba atau rugi bersih selama periode akuntansi tertentu.
  3. Laporan Arus Kas: Menyajikan arus kas masuk dan keluar yang terjadi selama periode tertentu.
  4. Catatan atas Laporan Keuangan: Memberikan penjelasan tambahan dan rincian mengenai pos-pos yang tercantum dalam laporan keuangan.

Namun, terdapat perbedaan mendasar dalam isi dan terminologi yang digunakan dalam laporan keuangan masing-masing jenis bank.

Perbedaan Laporan Keuangan

Neraca

Bank Syariah

  • Aset:
    • Kas dan Setara Kas: Sama seperti bank konvensional, ini adalah aset yang sangat likuid.
    • Pembiayaan: Termasuk produk-produk seperti murabahah (jual beli dengan margin keuntungan), mudharabah (kemitraan bagi hasil), dan musyarakah (kemitraan usaha).
    • Investasi Syariah: Investasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
  • Kewajiban:
    • Dana Pihak Ketiga: Termasuk wadiah (titipan) dan mudharabah (simpanan berbasis bagi hasil).
    • Sukuk: Surat berharga syariah yang berfungsi sebagai instrumen utang.
  • Ekuitas:
    • Modal: Sama seperti dalam bank konvensional.
    • Cadangan Umum dan Khusus: Cadangan yang disiapkan untuk mengantisipasi risiko pembiayaan.

Bank Konvensional

  • Aset:
    • Kas dan Setara Kas: Sama dengan bank syariah, merupakan aset yang sangat likuid.
    • Kredit yang Diberikan: Pinjaman yang diberikan kepada nasabah yang dikenakan bunga.
    • Investasi: Investasi dalam surat berharga dan instrumen keuangan lainnya.
  • Kewajiban:
    • Deposito dan Tabungan: Simpanan nasabah yang berbasis bunga.
    • Obligasi: Instrumen utang yang diterbitkan oleh bank.
  • Ekuitas:
    • Modal: Sama seperti dalam bank syariah.
    • Cadangan: Cadangan yang disiapkan untuk mengantisipasi kerugian kredit dan keperluan lainnya.

Laporan Laba Rugi

Bank Syariah

  • Pendapatan:
    • Pendapatan Pembiayaan: Dari produk-produk syariah seperti murabahah, ijarah (sewa), dan akad-akad syariah lainnya.
    • Pendapatan Bagi Hasil: Dari kemitraan seperti mudharabah dan musyarakah.
  • Beban:
    • Beban Operasional: Sama seperti dalam bank konvensional.
    • Beban Distribusi Hasil: Bagian dari keuntungan yang dibagikan kepada pemegang rekening mudharabah.

Bank Konvensional

  • Pendapatan:
    • Pendapatan Bunga: Dari pinjaman yang diberikan dan investasi berbunga.
    • Pendapatan Non-Bunga: Dari biaya layanan, komisi, dan sumber pendapatan lainnya.
  • Beban:
    • Beban Bunga: Bunga yang dibayarkan kepada deposan.
    • Beban Operasional: Sama seperti dalam bank syariah.

Laporan Arus Kas

Laporan arus kas dari bank syariah dan bank konvensional memiliki struktur dasar yang sama, namun berbeda dalam jenis transaksi yang dicatat:

  • Bank Syariah: Termasuk arus kas dari kegiatan berbasis syariah seperti penerimaan dan pembayaran dari pembiayaan mudharabah, murabahah, dan musyarakah.
  • Bank Konvensional: Termasuk arus kas dari kegiatan berbasis bunga seperti penerimaan dan pembayaran dari kredit dan deposito.

Catatan atas Laporan Keuangan

Bank Syariah

  • Penjelasan Pembiayaan Syariah: Rincian mengenai jenis dan sifat pembiayaan yang diberikan sesuai dengan prinsip syariah.
  • Kepatuhan Syariah: Informasi mengenai kepatuhan terhadap prinsip syariah, termasuk fatwa dan audit syariah.

Bank Konvensional

  • Penjelasan Kredit dan Investasi: Rincian mengenai jenis dan sifat kredit yang diberikan serta investasi yang dilakukan.
  • Risiko Keuangan: Informasi mengenai pengelolaan risiko kredit, likuiditas, dan pasar.

Standar Akuntansi yang Berlaku

Bank Syariah

  • AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions): Memberikan standar khusus untuk akuntansi dan audit lembaga keuangan Islam.
  • PSAK Syariah (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Syariah): Di Indonesia, Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) menetapkan PSAK Syariah yang harus diikuti oleh bank syariah.

Bank Konvensional

  • IFRS (International Financial Reporting Standards): Standar akuntansi internasional yang digunakan secara luas di seluruh dunia.
  • PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan): Di Indonesia, DSAK juga menetapkan PSAK yang harus diikuti oleh bank konvensional.

Kesimpulan

Meskipun bank syariah dan bank konvensional memiliki tujuan yang sama yaitu menyediakan layanan keuangan, prinsip dan aturan yang mendasari operasional mereka sangat berbeda. Hal ini tercermin dalam laporan keuangan masing-masing. Bank syariah mengikuti prinsip-prinsip syariah yang menghindari bunga dan aktivitas non-halal, serta menekankan pada pembagian keuntungan dan kerugian secara adil. Sebaliknya, bank konvensional beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip keuangan tradisional yang mengandalkan bunga dan pengelolaan risiko keuangan. Dengan memahami perbedaan ini, kita dapat lebih baik dalam menganalisis kinerja dan kesehatan keuangan kedua jenis bank tersebut. Pemahaman yang lebih mendalam mengenai perbedaan ini juga membantu investor, regulator, dan pemangku kepentingan lainnya dalam membuat keputusan yang lebih informasi tentang keduanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun