Pada saat yang hampir bersamaan dengan program MLM kader lingkungan, sorang ibu bernama Sriatun Djupri dari kampung Jambangan, bagian Selatan Surabaya, melakukan upaya mandiri mengajak tetangganya untuk mengelola lingkungan. Kegiatannya berupa pelatihan bagi warga untuk memilah dan mengolah sampah, pembibitan tanaman, penghijauan pekarangan, penghijauan jalan, penghijauan pinggir sungai, serta membuat dan menggunakan jamban umum. Sriatun memilah sampah, lalu melakukan daur ulang. Ia mengajak para ibu rumah tangga lainnya yang tinggal di sekitar tempat tinggal Sriatun.Â
Kegiatan Sriatun Djupri dilakukan secara terus menerus selama bertahun-tahun. Dalam masa itu, banyak pihak yang kemudian mendukung kegiatan Sriatun Djupri baik dari Pemerintah, perusahaan swasta maupun beberapa lembaga yang peduli pada pelestarian lingkungan. Kerja keras Sriatun Djupri berhasil mengajak masyarakat melakukan kegiatan masyarakat, dan kegiatan bersama itu diapresiasi oleh banyak pihak. Atas usaha dan kerja keras Sriatun Djupri, ia diberi penghargaan Kalpataru sebagai perintis lingkungan, sebuah penghargaan tertinggi untuk individu berprestasi di bidang lingkungan hidup. Sriatun Djupri menjadi inspirasi bagi banyak orang di Surabaya untuk ikut melestarikan lingkungan hidup di tingkat masing-masing.Â
Apa yang bisa diadopsi dari Surabaya untuk memulihkan lingkungan Danau Toba?
Saya kira banyak yang bisa diambil dari pengalaman Surabaya tersebut, dan bisa diadopsi untuk memperbaiki lingkungan Danau Toba. Pelibatan masyarakat Surabaya untuk melakukan upaya pelestarian lingkungan. Metoda pelibatan masyarakat, metoda mengubah partisipasi masyarakat  yang dilakukan di Surabaya bisa digunakan sebagai acuan untuk mengajak masyarakat di Kawasan Danau Toba untuk menjadi kader lingkungan yang berbuat dan bekerja memulihkan Danau Toba.
Dengan adanya Badan Otorita Pengelola Pariwisata Danau Toba yang disahkan oleh Presiden dalam Perpres No 49 tahun 2016, bisa menjadi fasilitator atau menjadi promotor untuk mengajak masyarakat KDT dan semua stakeholder  untuk melakukan upaya pemulihan lingkungan Danau Toba. Badan Otorita mempunyai tugas untuk meningkatkan pariwisata di KDT, sudah tentu kualitas lingkungan Danau Toba menjadi salah satu unsur yang sangat penting dalam peningkatan pariwisata di KDT. Kehadiran Badan Otorita menjadi momentum yang baik untuk melakukan upaya pemulihan lingkungan Danau Toba secara terstruktur, sistematis dan masif. Semua pihak perlu membantu Badan Otorita untuk melaksanakan tugas yang amat mulia ini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H