Saya yakin Ridwan Kamil (RK) punya visi yang bagus dan konsep yang bermutu untuk memajukan Bandung. Keyakinan saya didasari oleh pengenalan saya akan kompetensi RK  sebagai arsitektur kota. Saya mengenal RK beberapa tahun sebelum dia menjadi Walikota Bandung. Ketika itu RK membantu Surabaya menyusun Surabaya Vision Plan, sebuah perencanaan kota jangka panjang bagi kota Surabaya. Saya menjadi person in charge dari Bappeda kota Surabaya yang memfasilitasi penyusunan rencana kota itu, sementara RK sebagai salah satu ahli perancang kota, sekaligus sebagai Deputi Team Leader konsultannya. Dalam penyusunan rencana itu, saya bisa mengenali visi RK yang cukup brilyan. Dengan kapasitas perencanaan yang seperti itu, tak heran kalau RK punya cita-cita dan rencana yang sangat ambisius untuk kota Bandung.
Masalahnya, RK bukanlah orang lapangan pada tataran pelaksanaan, ide brilyan tidak dapat dilaksanakan begitu saja di lapangan. Perlubridging dari proses perancangan arsitektur kota menjadi pekerjaan dan kegiatan pembangunan di lapangan. Untuk itulah diperlukan manajer-manajer kota yang harus menterjemahkan visi jangka panjang menjadi kegiatan pembangunan kota. Saya menduga bahwa para manajer kota di bawah Walikota tidak melaksanakan ide Ridwan Kamil menjadi kerja nyata di lapangan. Ketidak mampuan menterjemahkan ide itu bisa jadi karena keterbatasan pemahaman dari para manajer kota. Atau boleh jadi Ridwan Kamil hanya mempunyai ide brilyan di atas kertas yang tak dapat diwujudkan menjadi kegiatan ?
Konon di Balaikota sudah ada Operation Room yang dirancang canggih untuk memonitor kondisi dan pembangunan di kota Bandung. katanya banyak kamera CCTV yang ditempatkan di sudut-sudut kota untuk memantau apa yang terjadi di kota Bandung. Ada juga aplikasismartphone yang bisa memberikan masukan langsung kepada Walikota dan jajarannya. Pokoknya menurut berita yang saya baca dan saya dengar, berbagai cara dilakukan untuk mengetahui apa yang terjadi di kota Bandung.
Dengan peralatan dan fasilitas yang disediakan itu mestinya tidak terjadi hal-hal yang saya temukan di atas. Apa yang saya lihat dan saksikan adalah hasil dari jalan pagi pada hari Minggu pagi dan Senin pagi, masing-masing selama kurang lebih 1 jam saja. Tidak perlu menunggu ada lagi komentar sarkastik seperti yang dilontarkan Inna Savova.
Yang pasti, apa yang saya uraikan diatas perlu dicermati oleh Ridwan Kamil, kalau ia mau menjadikan Bandung sebagai Kota Juara, Bandung Bermartabat, seperti banyak dituliskan di sudut-sudut kota. Konsep perencanaan yang terlalu ambisius bisa hanya menjadi mimpi yang tak terwujudkan bila konseptor dan jajarannya tak mampu menuangkan ide menjadi program nyata.
Tentu Ridwan kamil punya target yang harus ia capai dalam masa bakti yang ada sekarang. Kita lihat saja, apa yang akan terjadi sampai akhir periode jabatan Walikota yang diemban oleh Ridwan Kamil.
Punten Kang Emil, kalau apa yang saya sampaikan diatas tidak berkenan.
* Repost dari Togar Arifin Silaban
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H