Mohon tunggu...
Togar Arifin Silaban
Togar Arifin Silaban Mohon Tunggu... ASN -

Life is easy when you make it easy.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Janji Ridwan Kamil untuk Bandung, Mana?

23 Juli 2015   09:47 Diperbarui: 23 Juli 2015   09:59 2966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DSC_0625
DSC_0625
Sepeda yang boleh dipakai di Jl. Ganesa, sumbangan Ikatan Alumni ITB.

DSC_0626
DSC_0626
Penempatan videotron di depan gerbang kampus ITB ini merusak nilai estetika kampus ITB. Kompensasi finansial yang diberikan pengelola videotron tak sebanding dengan kerusakan nilai kampus ITB. Siapa yang bertanggung jawab akan ketidak sebandingan itu?

DSC_0627
DSC_0627
Strip kuning di trotoir dirancang untuk menjadi panduan bagi pejalan kaki yang tuna netra. Kalau strip itu ditempati oleh pedagang kaki lima, para tunanetra akan mendapat celaka, bisa kena menabrak wadah baso panas dan lain-lain. Pedagang ini seenaknya menggelar dagangannya di pertigaan antara Jl. Dago dan Jl. Ganesa. Kenapa masih dibiarkan saja begitu. Apa menunggu ada kaum tuna netra yang celaka?

 

DSC_0635
DSC_0635
Kasihan betul tanaman di median Jl. Dago ini. Kering kerontang, tidak disiram air beberapa lama. Sepanjang jalan Dago dari pertigaan Jl. Ganesa sampai perempatan di Simpang Dago (dekat pasar Dago), tumbuhan di median jalan tidak terurus, kering tidak pernah di rawat. 

Pot tanaman terbuat dari plastik berkualitas rendah. Apakah spesifikasi seperti ini yang dibuat oleh Dinas Pertamanan Kota Bandung? Mestinya bisa dirancang pot tanaman yang lebih bagus dan lebih artistik. Bukankah banyak arsitek di kota Bandung?

Padahal Jl. Dago adalah etalase Kota Bandung, tempat orang lalu lalang, para turis dari dalam dan luar negeri melihat tanaman yang menyedihkan ini. Apakah Walikota dan jajarannya tidak pernah lewat di jalan ini? Atau mereka tidak pernah memperhatikan tanaman ini?

Kalau Walikota dan jajarannya tidak melihat tanaman yang sudah mau mati ini, warga Bandung tentu melihatnya. Apakah warga Bandung tak sedih melihat ini. Warga Bandung mestinya maulah merawat tanaman ini, kalau tidak dirawat oleh Pemda.

Konon setiap minggu pagi ada Car Free Day di lokasi ini, dan warga Bandung melihat tanaman yang merana. Apakah warga Bandung tidak ada yang melaporkan ini kepada Walikotanya?

DSC_0638
DSC_0638
Saluran tepi jalan ini menganga di Jl. Dago. Ini sangat berbahaya bagi pejalan kaki, terutama anak-anak dan para lanjut usia. Lebih berbahaya lagi bagi para tunanetra yang melintas di trotoir jalan ini. Kalau sampai ada orang yang terperosok masuk ke dalam saluran ini, akan menjadi repot urusannya. Rumah sakit memang dekat dengan saluran yang ompong melompong ini. Tapi apa harus menunggu terjadi kecelakaan?

Siapa yang mau terperosok ke dalam saluran? 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun