Lalu bagaimana jika kita tidak memiliki situs online? Akan di jelaskan di cara kedua berikut.
Cara Kedua
Konsepnya masih sama dengan cara pertama, hanya saja yang kita promosikan adalah toko atau usaha nyata kita. Misalnya, kita memiliki sebuah toko serba ada, letaknya di Purwokerto, dan saat itu kita sedang berwisata ke Dufan Jakarta. Cobalah untuk akrab dan menjalin pembicaraan, promosikan tempat-tempat wisata di Purwokerto dan selalu sebutkan alamat rumah atau tempat usaha anda. Lakukan hal tersebut berulang setiap anda bertemu pengunjung lain dengan nada akrab dan menyenangkan. Percaya atau tidak, salah satu dari mereka pasti akan ada yang berkunjung ke purwokerto dan akan teringat dengan alamat usaha kita.
Fungsi dari promosi yang kita lakukan akan dipanen di masa depan. Bayangkan, mereka dapat menceritakan dari mulut ke mulut tentang Purwokerto. Imbasnya Purwokerto menjadi kota yang ramai, toko kita juga akan terkena dampaknya.
Cara Ke Tiga
Menjual tulisan dan foto kita ke media masa atau para blogger yang butuh artikel atau foto orisinil. Jika kita tidak ahli di bidang media sosial atau media online, namun kita memiliki kemampuan dalam menulis atau mengambil foto, maka juallah tulisan atau foto yang kita dapat dari tempat wisata tersebut. Banyak media masa nasional yang berani membayar sampai 350 ribu hanya untuk sebuah liputan artikel yang berkualitas dan unik.
Jika anda hobi jalan jalan di tempat-tempat wisata di indonesia ( seperti desa wisata), anda bisa menuliskannya dan menjualnya kepada situs/blog dengan konten traveling atau pariwisata.
Cara ke Empat
Lakukan penjualan terhadap produk anda, dengan menjalin relasi baru yang prospek. Apa maksudnya?
Maksudnya adalah jika anda penjual jam tangan antik, maka fotolah setiap jam tangan yang anda punya di handphone. Tawarkan secara langsung kepada pengunjung lain, siapa tahu mereka tertarik dan mau membeli namun teransaksi dilakukan terlebih dahulu. Di hari berikutnya uang ditranfer dan barang dikirim.
Cara ke Lima