Hal ini lebih baik dari pada ketika mereka besar, tiba-tiba orangtua malah merinci berapa besar dana yang sudah dikeluarkan untuk mereka. Jelas, hal itu membuat sang anak terkejut bahkan bisa memunculkan rasa sakit hati.
Cara-cara sederhana yang bisa dilakukan, sbb :
- Ajak anak ketika kita berbelanja kebutuhan peralatan sekolah. Ajak mereka berdiskusi tentang harga dan manfaat dari barang yang mereka pilih.
- Ajak anak ketika kita akan membayar segala bentuk kewajiban di sekolah, seperti SPP, biaya seragam, dll. Selain mereka bisa tahu berapa besar biaya yang harus dikeluarkan juga supaya mereka lebih menjaga dan menghargai semua yang sudah dibayar oleh orangtuanya.
- Libatkan anak dalam memilih menu makanan di rumah, ajak berdiskusi jika mereka memilih menu A, apa manfaatnya untuk kesehatan mereka. Beri tahu pada anak-anak bahwa makanan yang dikonsumsi tidak perlu mahal, yang penting bisa memenuhi kebutuhan gizi seluruh anggota keluarga.
- Lakukan studi kasus, ajak anak berdiskusi jika suatu saat nanti kita memiliki masalah finansial dalam keluarga, langkah apa yang sebaiknya dilakukan oleh seluruh anggota keluarga. Berikan contoh-contoh bentuk penghematan seperti apa yang bisa didukung oleh anak. Sebisa mungkin ini dilakukan sebelum masalahnya terlanjur datang. Â
Terbuka dalam soal pengeluaran keluarga pada anak-anak bisa menjadi salah satu metode bonding yang jitu. Hanya saja cara penyampaiannya perlu disesuaikan dengan usia mereka.
Namun, perlu dipahami juga, bahwa selayaknya kita sebagai orangtua, ketika mereka sudah dewasa, mereka pasti memiliki rencana untuk kebutuhan pribadinya. Entah untuk dirinya sendiri atau pun untuk keluarga kecilnya.Â
Jangan memberi mereka kewajiban untuk menafkahi kita. Karena memberikan nafkah memang sudah menjadi kewajiban orangtua untuk anaknya. Kelak anak-anak kita juga akan memiliki anak-anak yang harus mereka nafkahi. Sebagai orangtua kita juga perlu mempersiapkan masa tua kita. Banyak orangtua yang mengajarkan anaknya menabung tapi orangtuanya sendiri lupa merefleksikan ide itu untuk dirinya sendiri.
Tulisan ini hanya sekadar opini dari apa yang sudah saya alami dalam keluarga. Keterbukaan orangtua saya sejak kami kecil membuat saya dan adik-adik betapa upaya kedua orangtua kami untuk membesarkan kami dan memberikan kami pendidikan yang layak disertai dengan doa dan usaha yang besar. Sehingga di masa tua mereka, besarnya rasa untuk membalas budi walau tak akan pernah bisa membayar semua.
Namun semua kembali lagi pada kebijakan masing-masing keluarga. Pilih yang paling baik dan paling bijaksana. Bicara dari hati ke hati dan saling memahami adalah kunci.Â
Bekasi, 26 September 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H