Mohon tunggu...
Ajeng Leodita Anggarani
Ajeng Leodita Anggarani Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan

Belajar untuk menulis. Menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Deep Talk dengan Anak tentang Finansial Keluarga, Salah Satu Metode Bonding yang Ampuh

26 September 2024   13:42 Diperbarui: 26 September 2024   15:35 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : id.lovepik.com

Di era digitalisasi saat ini semua kejadian yang terjadi pada tiap-tiap orang bisa dengan mudah menjadi konsumsi publik. Baik hal itu dengan sengaja atau tanpa kesengajaan terunggah di media sosial. 

Melihat kondisi ini tentunya masing-masing dari kita seharusnya bisa menyaring mana yang layak ditonton dan mana yang hanya sekadar tontonan sambil lalu atau perlu diabaikan kemunculannya.

Salah satu topik yang sedang hangat saat ini adalah pembahasan tentang anak yang dianggap sebagai salah satu bentuk investasi orangtua untuk masa tuanya. Hal ini dipicu dari munculnya unggahan video pendek di salah satu platform digital yang menunjukkan seorang anak yang merasa dimanfaatkan oleh orangtuanya untuk membalas budi atas apa yang sudah diberikan orangtuanya sejak sang anak masih kecil hingga dewasa. 

Hal itu meliputi biaya hidup sampai dengan biaya pendidikan. Orangtua secara terang-terangan merinci apa saja biaya yang sudah digelontorkan untuk sang anak hingga bisa menjadi sesukses saat ini.

Alih-alih memberikan tanggapan netral, para netizen malah saling adu nasib dalam kolom komentar. Ada yang ikut-ikutan menceritakan pengalamannya yang hampir mirip dengan si pengunggah video, ada juga yang malah ikut bersumpah serapah pada orangtua si pengunggah video sebagai bentuk dukungan.

sumber gambar : id.lovepik.com
sumber gambar : id.lovepik.com

Melihat fenomena ini sejujurnya saya merasa kasihan pada kedua belah pihak; si anak juga sang orangtua. Hal yang seharusnya hanya menjadi permasalahan internal mereka kini harus menjadi konsumsi banyak orang. 

Padahal orang-orang yang melihat kondisi itu hanya tahu dari sebelah pihak, dalam hal ini adalah si pengunggah video yang hanya bermodalkan isi chat antara anak dan orangtuanya lalu dibumbui dengan caption yang semakin mengaduk-aduk perasaan para netizen. 

Kita tidak pernah benar-benar tahu kondisi yang sebenarnya dan mengapa sampai si orangtua berkata demikian. Kita juga tidak tahu mengapa sampai sang anak nekad mengunggah isi pesan singkatnya dan menggiring opini publik bahwa dirinya dijadikan investasi jangka panjang sang orangtua.

Tak akan ada asap jika tak ada api, sebuah pepatah lama yang masih dianggap valid hingga saat ini. Sejatinya hubungan cinta kasih anak dan orangtua itu tak bisa ternilai dengan apapun di dunia ini. Namun jika terjadi hubungan kekeluargaan yang berujung pada perhitungan perlu dicari tahu ujung pangkalnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun