Mohon tunggu...
Ajeng Leodita Anggarani
Ajeng Leodita Anggarani Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan

Belajar untuk menulis. Menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perlombaan 17 Agustus di Kantor, Pemersatu Divisi yang Kerap Bergesekkan

18 Agustus 2024   12:28 Diperbarui: 18 Agustus 2024   12:29 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa artinya perayaan kemerdekaan tanpa ada lomba?

Yup!

Di Indonesia pada umumnya, lomba identik dengan perayaan-perayaan heroik dengan maksud untuk mengenang proses perjuangan para pahlawan kala itu. Dengan diadakannya lomba, diharapkan bisa terus memupuk semangat kaum muda untuk menghargai perjuangan agar terus memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi.

Dunia pendidikan, instansi pemerintahan, lingkungan kerja dan tempat tinggal, sampai pusat perbelanjaan, semua ikut berpartisipasi dalam mengadakan lomba. Hadiah yang disiapkan bervariasi bentuk dan nilainya. Seiring berjalannya waktu, agar tidak bosan, pihak penyelenggara lomba pun terus memutar otak untuk memodifikasi lomba agar tidak monoton namun dan banyak peminatnya.

Tanggal 17 Agustus 2024 lalu di kantor tempat saya bekerja diselenggarakan sejumlah perlombaan jelang perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-79 tahun. Panitianya adalah tim dari General Affair (GA). Lomba tersebut dibuat untuk semua karyawan tanpa terkecuali. Lomba yang diadakan tidak jauh berbeda dengan yang ada di tempat lain seperti: makan kerupuk, balap karung estafet, memasukkan sedotan dalam botol dengan hidung, menuang air estafet, dan masih banyak lagi. Tak hanya itu, diberikan pula doorprize untuk mereka yang beruntung.

Setelah 3 tahun menjadi member di sana, baru tahun ini saya mau ikut berpartisipasi. Apa sebab?

Dua tahun sebelumnya, saya tidak punya partner kerja di kantor pusat karena memang lokasi kerja project kami berada di area Jawa Tengah, Jawa Timur dan Balinusra. Yang ada di kantor pusat hanya ada, 1 orang supervisor, 1 orang manajer dan 1 orang kepala project. Mengingat kami hanya 3 personil, semangat untuk mengikuti lomba tidak berapi-api seperti tim dari project lain. Bayangan tentang kekalahan seketika muncul lebih dini.

Namun di tahun ini, project kami kedatangan beberapa personil baru sehingga saya punya parent kerja di kantor pusat. Hal itu yang memacu saya untuk mau ikut bergabung dalam perayaan ini.

sumber : pribadi
sumber : pribadi

Sekadar cerita, perusahaan tempat saya bekerja ini bergerak di bidang telekomunikasi yang menaungi hampir seribu karyawan yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Kami terbagi menjadi beberapa project. Dalam dunia kerja, gap dan gesekkan yang terjadi dalam keseharian itu lumrah adanya, termasuk di kantor ini. 

Saya yang masuk dalam tim commercial paling sering bergesekkan dengan divisi Finance & Accounting. Bahkan sampai ada istilah, kami hanya kenal cukup di lingkungan pekerjaan saja. Ya, sampai seekstrim itu. Beban pekerjaan juga jam kerja yang lebih dari 8jam per hari membuat kami memang menjadi lebih sensitive. Kesalahan sedikit bisa menjadi besar hanya karena kami sudah terlalu ruwet dengan pekerjaan masing-masing. Maunya semua selesai cepat dan tepat.

Awalnya saya mengira acara lomba ini mirip dengan persaingan kami ketika bekerja, mengingat dalam tiap lomba kami bukan hanya membawa nama perorangan melainkan juga membawa nama project atau pun divisi masing-masing. Ditambah lagi ini adalah keikutsertaan saya yang perdana sehingga saya belum kenal bagaimana karakteristik lawan saya.

Sumber : pribadi
Sumber : pribadi

Sumber : pribadi
Sumber : pribadi

Lomba pertama yang saya ikuti adalah lomba makan kerupuk. Lomba makan kerupuk memang menjadi ikon tiap  perayaan HUT Kemerdekaan RI. Lomba ini melambangkan perjuangan bangsa Indonesia yang kala itu dalam kondisi kesulitan ekonomi dan menjadikan kerupuk sebagai makanan pokok.

Sebenarnya ini adalah lomba yang paling saya hindari, mengingat saya kurang suka dengan kerupuk. Alasan lain karena saya gampang haus. Akan jadi berbeda jika ketika lomba makan kerupuk peserta diperbolehkan membawa bakso semangkok atau mie instant berkuah. Orang Indonesia macam apa yang suka kerupuk? Ya, saya adalah contoh terdekatnya, hahaha

Lomba selanjutnya adalah balap karung estafet. Ini salah satu lomba beregu. Cara mainnya adalah pemain pertama memakai karung goni sambil membawa balon. Dari titik start kami berjalan jongkok dan sesekali melompat untuk sampai ke titik finish, kemudian balonnya diserahkan pada panitia yang menunggu di garis finish. Selanjutnya pemain 1 berlari kembali ke garis start dan memberikan karung pada pemain kedua, dan begitu seterusnya. Sebagai orang yang jarang berolahraga, lomba ini memang agak membuat napas hampir putus dan otot-otot di paha terasa tersiksa.

Lomba balap karung (sumber pribadi)
Lomba balap karung (sumber pribadi)

Dibandingkan dengan project lain, memang tim saya paling sedikit personilnya. Hal itu dikarenakan ada beberapa orang tidak bisa ikut hadir karena ada pekerjaan luar kantor yang tidak bisa ditunda. Jadilah saya hanya punya tim 4 orang. Walaupun dalam lomba ini lawan kami memiliki personil rata-rata lebih dari 5 orang, kami berempat tetap semangat dan yakin menang. Modalnya apa? Nekad! Alhamdulillah kami bisa mendapatkan juara dua. Horeeeee!!!!

Menaaangggg (sumber : Pribadi)
Menaaangggg (sumber : Pribadi)

Lomba beregu selanjutnya adalah menuang air dalam gelas secara estafet. Dalam lomba ini kecepatan dan ketepatan menjadi poin penting. Cara mainnya adalah 1 team duduk berbaris, measing-masing memegang gelas. Di awal permainan, hanya gelas pemain 1 yang terisi air penuh, kemudian pemain 1 nanti harus menuang air dalam gelasnya ke gelas pemain kedua atau yang duduk di belakangnya melalui kepala, jadi baik pemain 1 dan pemain kedua saling tidak melihat gelasnya.

Masalahnya adalah lomba ini membutuhkan 15 orang peserta dalam 1 regu. Saya dan teman-teman satu project sudah hopeless karena kami hanya berempat yang sudah jelas tidak memenuhi persyaratan.

Namun ternyata beberapa project lain kekurangan personil untuk lomba ini, akhirnya kami berempat menyebar untuk jadi tim support kelompok lain. Tak perlu aba-aba, kami langsung berbaur dan gap di antara kami yang kerap ada kala bekerja seketika lebur begitu saja.

Di sini tak ada rasa canggung di antara semua peserta walau berbeda project ataupun divisi. Kami benar-benar menikmati kerjasama ini. Tak ada lagi wajah-wajah tegang kala mata kami berpapasan, yang ada senyum tulus ala persahabatan.

Pembagian hadiah diberikan di hari yang sama, setelah itu kami boleh berkaraoke ria sambil menunggu waktu pulang. Entah, rasanya energi kami belum habis, kami tetap ceria sampai acaranya selesai.

Pulang dari kantor, kami tak langsung menuju rumah. Beberapa diantara kami memutuskan untuk menikmati bakso dekat kantor sambil ngobrol tentang perayaan lomba tadi. Salah satu orang yang ikut makan bakso adalah supervisor GA yang notabene adalah salah satu panitia acara.

Dia membocorkan rahasia bahwa lomba terakhir tadi itu adalah trik mereka untuk mempersatukan kami yang kerap bersitegang saat bekerja. Memang sengaja dibuat syarat 1 tim harus 15 orang, karena mereka tahu tidak ada tim dengan personil sebanyak itu. Makanya perwakilan dari project saya diminta menyebar untuk support kelompok lainnya.

sumber pribadi
sumber pribadi

Nggak terpikirkan oleh saya ide itu, rasanya campur aduk bahwa tim GA sampai seperti itu memperhatikan kondisi hubungan antar karyawannya. Tapi benar-benar ide itu bekerja, loh. Walau tanpa kata maaf yang resmi tapi diantara kami yang kerap bergesekkan menjadi plong saja tanpa beban.

Tak hanya itu, ternyata untuk orang dengan tingkat beban pekerjaan yang tinggi, lomba ini bisa meredakan kepenatan. Kami bisa meluapkan emosi, kesal, capek, semua rasa yang nggak enak tuangkan dalam lomba itu. Bahkan saat ini saya sudah tidak sabar ketemu hari Senin buat ketemu lagi sama mereka. Tentunya dengan mood yang baik dan semangat kerja yang sudah kembali full lagi.

sumber : pribadi
sumber : pribadi

Lomba kemarin bisa diibaratkan seperti kemarau setahun dihapus hujan sehari, cieeehhhh.

Bagaimana dengan pengalaman kalian mengikuti lomba 17an, teman-teman?

Selamat Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79. Merdeka!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun