Masuk ke bagian dalam GIK kita langsung akan disambut dengan suasana gelap namun terdapat layar-layar besar di bagian kiri pintu masuk yang diebut panel "Bersatu Padu". Di panel tersebut kita seakan disambut oleh masyarakat dalam sebuah desa.
Pencahayaan dalam ruangan ini mirip seperti masuk bioskop yang sudah mulai memainkan film.
Gambar-gambar dari layar tersebutlah yang menjadi alat penerangan ya walaupun ada juga lampu-lampu redup di langit-langitnya.
Setelah melewati panel "Bersatu Padu" kita akan melewati panel "Selaras Seirama" yang menyajikan tarian-tarian khas Indonesia.
Sehubungan dengan akhir pekan, ruang pameran cukup ramai. Bahkan tak jarang kami berjejal untuk mencoba berbagai jenis panel aplikasi digital yang tersedia di sepanjang lorong.
Jika dilihat, lorong pameran yang disebut dengan Selasar GIK ini memang sangat memanjakan anak-anak. Ruangannya yang gelap dengan warna-warna lampu Led yang menarik perhatian membuat mereka akan betah berada di sana.
Seperti anak saya, dia sudah mencoba panel "Cerita Kita". Kemarin dia coba membaca cerita legenda Malin Kundang. Panel tersebut lengkap dengan screen berbentuk buku berukuran cukup besar.