Mohon tunggu...
Ajeng Leodita Anggarani
Ajeng Leodita Anggarani Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan

Belajar untuk menulis. Menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Fabel: Babo, Bekantan yang Tinggi Hati

8 Oktober 2023   10:34 Diperbarui: 8 Oktober 2023   11:24 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Belum waktunya, sejak orang tua kita masih hidup, kita tak pernah mencari mencari makan sepagi ini, Babo." balas Lubi dengan santai.

"Tapi ini bukan musim yang baik, semua saling beradu cepat memperoleh makanan, kau paham atau tidak?"

"Sepertinya, setelah dipilih menjadi ketua, kau mudah sekali lupa, ya? Selain lupa menjadi pemimpin yang rendah hati, kau juga lupa bahwa di musim kemarau kita selalu bisa menerima apa pun untuk dimakan. Kulit dan batang pohon, kadang pula rayap sampai dengan larva serangga bisa jadi pilihan lain untuk kita,"

"Jangan terlalu banyak mengguruiku. Kau tidak berhak melakukan itu. Jangan anggap kita sahabat, jika kau sulit menerimaku sebagai pimpinanmu sekarang!"

Lubi melesat cepat, kata-kata Babo barusan sedikit membuat hatinya terluka. Mengapa Babo menjadi seperti ini?

*

http://namakucell.blogspot.com/
http://namakucell.blogspot.com/

Lubi bergerak dari satu pohon ke pohon lain, berusaha menutupi rasa kecewanya pada Babo. Ia bersenandung, berharap sedikit bisa mendapatkan ketenangan. Baginya mencari makan bukanlah sebuah kompetisi, sehingga tak perlu terlalu buru-buru. Sepanjang pencariannya, ekor matanya tetap mengawasi mana pohon yang bisa jadi rejekinya hari ini. Sampai akhirnya matanya menangkap sebuah pohon rambai yang berbuah lebat.

"Wah, banyak sekali," mata Lubi berbinar mendapatkan buah favoritnya. Ia mengunyah satu demi satu buah rambai yang sudah matang. Kepalanya bergerak ke kanan dan kiri sambil menikmati buah rambai yang manis sekali.

Setelah merasa cukup, Lubi mengambil sisa rambai yang masih ada di pohon. Kemudian bergegas menuju suatu tempat.

*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun