Banyak komentar yang muncul dengan adanya statement dari anak-anak anggota Koes Plus ini. Namun, jika dihubungkan dengan penjelasan dari Rico Murry, soal ketersinggungan ini yang menjadi satu-satunya alasan pelarangan keras ini diberlakukan.
Sayangnya, video yang dimaksud oleh Rico tersebut masih belum berhasil saya temukan sampai artikel ini saya tulis.
Sebagai informasi T Koes adalah band pelestari musik-musik hasil karya asli dari Koes Plus. Personilnya yakni, kakak beradik Fajaru Al Azhari, Galifa Al Baladi dan Ji Qory Al Ghifari, Â serta ayah mereka Agusta Dwi Susanto Marzall. Band ini terbentuk sejak 2007.
Tak hanya T Koes, ada band-band lain yang juga turut melestarikan musik-musik band yang memulai debut di tahun 1969 ini.
Dalam sebuah artikel di https://www.bangbara.com/
Di Bandung, Jawa Barat, ada Jiwa Nusantara Bandung Koes Community (JNBKC) yang membina 36 grup band pelestari seperti Bi Plus, Scudetto, J Plus, Rileks, November Plus, dan lainnya.
Hal itu menunjukkan banyak yang mencintai dan ingin terus melestarikan music Koes Plus agar bisa terus ada di belantika musik Indonesia.
Koes Plus berawal dari band keluarga yang diberi nama Koes Bersaudara. Formasi awal terdiri dari :
John Koeswoyo (Bass), Tonny Koeswoyo (Lead Guitar,Keyboard, Vocal), Yon Koeswoyo (Vocal,Rhythm Guitar), Yok Koeswoyo (Rhythm Guitar,Vocal), dan Nomo Koeswoyo (Drum,Vocal). Formasi ini hanya bertahan selama 3 tahun, 1960-1963
Sejak keluarnya 2 personil, yakni Yok dan Nomo Koeswoyo, personil yang tersisa merekrut 2 personil dari luar keluarga Koeswoyo, yaitu Murry dan Totok A.R.
Band legendaris ini mengusung musik beraliran rock n roll. Karena style-nya yang terlalu kebarat-baratan dan dianggap memiliki aliran politik kapitalis, personilnya pernah dipenjara di era kepemimpinan Soekarno.