Mohon tunggu...
Ajeng Leodita Anggarani
Ajeng Leodita Anggarani Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan

Belajar untuk menulis. Menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perbincangan Lintas Generasi

14 September 2023   02:46 Diperbarui: 14 September 2023   02:48 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mirela mendadak kesal mendengar jawaban spontan kakeknya. Wajahnya ditekuk 13.

"Eh, Mir. Menurutmu, Kakek harus dengarkan saran orang-orang di kantor desa tadi? Musim panas ini kan bukan kali ini saja, gara-gara banyak sekarang video-video jadi ramai sekali. Gagal panen juga biasalah, tapi kami tetap hidup. Kau bisa sampai sebesar ini juga, artinya kan kita tetap makan."

Mirela menatap wajah kakeknya dalam-dalam. Entah, ia begitu senang diberi kesempatan yang jarang seperti ini.

"Aku sempat ngobrol sama si Santi kawan sekolahku dulu, Kek. Dia kan sekarang kuliah di jurusan pertanian. Ada dia bilang pemerintah itu akan membantu petani dalam menghadapi El Nino ini. Jadi, petani nggak dibiarkan berpikir sendiri. Itulah kenapa orang-orang tadi datang kasih penyuluhan di kantor desa."

"Halah, pemerintah. Sudah nggak percaya kakekmu ini sama pemerintah itu. Janji-janji terus. Mati kita makan janji. Tahu mereka mana yang bisa dibodohi, petani macam awak inilah korbannya!" Jorman mendadak sengit.

"Di sini awak nggak sebut petani itu bodoh, karena awak ini diasuh sama petani sampai sebesar ini. Tapi, teknologi itu kan berkembang, Kek. Jangan menutup diri untuk menerima ilmu-ilmu baru. Ini bukan soal membandingkan cara bertani tradisional dengan moderen, hanya saja jika memang ada yang perlu di-upgrade, kenapa nggak dilakukan?"

"Apa itu upgrade?"

"Meningkatkan apa yang sudah kita punya. Misalkan, kakek sudah tahu cara bertani yang benar, tapi muncul teknologi yang jauh lebih efektif dan efisien, kan nggak salah juga dicoba?"

Merasa penjelasannya kurang cukup, Mirela bergegas meraih ponselnya. Setelah beberapa menit menggeser-geser layar, ia menunjukkan pada Jorman sebuah video tentang program pemerintah yang sudah lebih dulu mulai di beberapa daerah. Hasil panen mereka cukup sukses, bahkan dalam menghadapi kemarau panjang, para petani tak lagi dihinggapi ketakutan. Berbekal ilmu dan dukungan biaya dari pemerintah membuat para petani lebih percaya diri.

*

Dua minggu berlalu, program yang dijanjikan pemerintah mulai dijalankan. Puluhan petani yang sudah mendapatkan penyuluhan mulai melaksanakan implementasi. Mulai dari uji tanah, pemilihan bibit unggul hingga pembuatan sistem irigasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun