Mohon tunggu...
Ajeng Leodita Anggarani
Ajeng Leodita Anggarani Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan

Belajar untuk menulis. Menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Serunya Walking Tour Bersama Koteka dan Wisata Kreatif Jakarta

13 Agustus 2023   03:16 Diperbarui: 17 Agustus 2023   14:16 1361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah naskah asli ditandatangani, Bung Karno menyerahkannya pada Sayuti Melik. Bukan tanpa sebab mengapa Sayuti Melik yang dipilih untuk mengetik naskah tersebut, melainkan karena beliau mahir dalam dunia tulis menulis dan juga berprofesi sebagai jurnalis kala itu.

Namun, ada yang menggelitik di sini, yaitu keberadaan naskah asli tulisan tangan Bung Karno yang sempat dinyatakan hilang. Ternyata, kertas itu disimpan dengan baik oleh B.M Diah dan baru dikembalikan pada pemerintah era Soeharto pada 1993. Saat ini naskah tersebut ada di Museum Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).

Ruang ketik naskah| Dokumentasi pribadi
Ruang ketik naskah| Dokumentasi pribadi

Piano| Dokumentasi pribadi
Piano| Dokumentasi pribadi
Banyak foto lain yang saya abadikan selama berada di sana selain ruangan-ruangan penting dalam proses perumusan naskah proklamasi ini.

Monggo check

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Lepas dari ruangan-ruangan itu, seharusnya kami bisa menuju lantai 1, yang katanya kamar tidur dari Laksamana Meda.

Akan tetapi, sehubungan dengan adanya informasi bahwa ruangan tersebut masih diperbaiki, maka kami langsung dialihkan ke bunker yang posisinya ada di halaman belakang museum.

Berdasarkan informasi dari tour guide kami, dahulu, bunker tersebut hanya menyimpan dokumen-dokumen penting milik Laksamana Maeda.

Namun, dari sumber-sumber yang saya dapat dari internet, bunker tersebut dulunya punya jalan tembus menuju Istana Negara. Tapi, itu dulu. Banyak perubahan terjadi seiring berkembangnya zaman, kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun