Dua jam berlalu, suami dan sahabatku terlihat mulai mengantuk. Ya, obat tidur itu bekerja dengan baik. Setelah kupastikan mereka sudah benar-benar tak sadar, aku bergegas menarik satu per satu tubuh mereka ke gudang belakang tempat Egi biasa menyimpan peralatan olahraganya.Â
Tanpa ingin menghabiskan banyak waktu, sebuah dumbell sukses mengantarkan keduanya menuju neraka, lalu kutaburkan banyak sekali bubuk kopi untuk meredam aroma bangkai dua manusia terkutuk itu.Â
Sebelum pintu gudang kukunci, masih sempat kubisikkan sesuatu di telinga Laura, "Akhirnya kita tahu alasan mengapa orang dewasa selalu punya kamar yang hanya boleh dibuka oleh mereka sendiri."
Sekarang aku pun punya kamar yang tak boleh dibuka siapapun, bukankah Egi dan Laura juga berharga untukku?
-selesai-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H