Mohon tunggu...
Ajeng Leodita Anggarani
Ajeng Leodita Anggarani Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan

Belajar untuk menulis. Menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Horor Artikel Utama

Ruangan yang Tak Pernah Boleh Dibuka

12 Juni 2023   01:29 Diperbarui: 15 Juni 2023   21:02 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika berpikir dengan logika sesulit apa mengganti kunci yang hilang? Cukup hubungi juru kunci untuk datang dan membuatkan penggantinya. Sederhana. 

Namun, Laura, temanku yang bodoh dan pengecut itu tak pernah berani berkonfrontasi dengan orang tuanya. Ia selalu berkata "ya" untuk setiap hal yang terucap dari bibir ibunya. 

Kukatakan pada Laura bahwa mungkin ibunya menyimpan pacar cadangannya di dalam sana. Saat itu Laura hanya terkekeh. Ia katakan ibunya bukan tipikal wanita sebrengsek itu. 

Aku tak bisa menampiknya, aku mengenal nyonya Louisa dengan baik. Ia penganut Katolik yang taat. Aku menganggap Laura dan Ibunya seperti keluarga sendiri, begitu pun mereka terhadapku.

Aku dan Laura pernah berbincang tentang keheranan kami pada orang dewasa yang merasa perlu memiliki ruangan yang hanya bisa dibuka oleh mereka sendiri. 

Toh, apapun yang ada di dalamnya tak akan mereka bawa mati, lantas mengapa terlalu merahasiakannya bahkan pada anak sendiri? Seposesif itukah para orang dewasa pada barang-barang berharga milik mereka?

Aku membawa cerita-cerita tentang ruang rahasia itu hingga aku menikah. Lima tahun aku hidup bersama dengan seseorang bernama Egidio. Sejujurnya dia adalah cinta pertamaku. 

Aku hanya ingin dunianya adalah aku. Sampai suatu ketika aku muak dan tak bisa lagi menahan emosi. Egidio ternyata sering mendatangi Be At One Greek Street, salah satu klub malam di area Greek St, London, bersama seseorang. Bahkan yang lebih menyakitkan, wanita itu adalah Laura. Ya, Laura, sahabatku.

Beberapa malam setelah aku mengetahui fakta itu, aku masih mencoba tenang. Ku undang Laura datang ke hunian kami, lalu memasak beberapa makanan istimewa yang kubisa. 

Aku mencoba menemukan gestur spesial antara suamiku dengan Laura, namun sepertinya mereka sangat pandai menyembunyikannya.

Sepanjang makan malam, aku terus mengatur napasku agar terlihat tetap tenang di hadapan keduanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun