"Aku mau kembali ke luar. Antennaku mencium aroma daging busuk di tempat sampah. Sebagai lalat hijau, aku lebih suka itu dari pada makanan-makanan di meja ini,"
"Hati-hati, ya. Jika sudah kenyang, kami akan menyusulmu, lalu kita pulang."
*
Saat tengah menikmati santapan mereka, tiba-tiba Una menghentikan aktivitasnya. Matanya menangkap kedatangan sosok manusia. Mungkin ia adalah pemilik makanan-makanan enak ini. Pikir Una.
"Lala, hei, Lala." bisik Una.
"Ada apa, Na?"
"Cepat sembunyi, ada yang datang!"
Lala bergegas terbang rendah untuk sembunyi di kolong meja makan. Ia yakin itu adalah tempat paling aman. Sementara Una buru-buru menyelipkan diri di balik stroberi-stroberi besar dan mengintip sesekali dengan rasa takut.
Rupanya manusia ini adalah yang kemarin hendak menangkap mereka. Una memperhatikan manusia itu membawa lilin dalam sebuah mangkuk dan meletakkannya di atas meja kemudian menghilang dari pandangan mereka.
Saat memastikan manusia itu tak ada lagi di dekat mereka, Una memberi kode pada Lala untuk keluar dari tempat persembunyiannya.
"Apa yang ia lakukan?" tanya Lala.