Mohon tunggu...
Ajeng Leodita Anggarani
Ajeng Leodita Anggarani Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan

Belajar untuk menulis. Menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kemenyan Ibu

7 November 2022   19:38 Diperbarui: 7 November 2022   20:59 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu bangkit dari duduknya, meninggalkan Nabil yang tak mendapatkan jawaban apa-apa. Ekspresi pria itu kecewa, mungkin juga marah. Terlihat wajahnya memerah. Aku takut dia akan berbuat jahat pada ibu. Namun, aku meyakinkan diri, ibuku kan sakti, tak mungkin orang semacam Nabil bisa mengalahkannya.

*

Dua hari setelah malam itu, Nabil kembali datang. Kali ini bukan untuk menagih ramalan, melainkan untuk bersama-sama dengan kami mengantar ibu ke pemakaman.

Mungkin, kemarin Ibu tak bisa meramal lagi tentang masa depan, karena beliau sendiri tak bisa memprediksi kematiannya yang terjadi hari ini. Ternyata ibu tak sakti, ternyata ibu sama seperti semua makhluk di muka bumi ini. Ternyata ibu hanya diberi kemampuan lebih yang kemudian disalahgunakan. Ya, ternyata.

Bekasi,

7 November 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun