"Baik, Pak,"
Sejak rahayu pulang lebih larut pun Mbak Ida tidak pulang tepat waktu. Darsono memperhatikan dari dalam rumah, namun mba Ida bilang ia hanya sedang suntuk di rumah sehingga ia ingin sedikit lebih lama di sini. Beberapa hari belakangan selepas minum obat sorenya, Darsono selalu merasakan kantuk yang luar biasa, kadang ia lalai menyiapkan makan malam untuk Rahayu, itu pula yang membuat Mbak Ida memperpanjang jam kerjanya untuk menyiapkan segalanya.
*
"Bapak, Ayu sudah pulang,"
Darsono membuka matanya, ia melihat Ayu sudah berada dalam kamarnya.
"Duh, bapak belum masak, Nak. Kamu lapar, ya? Maaf, ya, Nak. Nggak tahu ini kenapa kok bapak jadi suka ngantuk. Kemarin-kemarin nggak begini, apa obatnya baru, ya?"
"Itu ada makanan di meja, Mba Ida yang masak pasti. Nggak apa-apa, Pak. Masakan Mbak Ida juga enak, kok."
Ayu memijit lengan ayahnya lembut dan berharap ayahnya kembali tidur lelap hingga esok pagi.
*
Hari ini agak berbeda, Pak Darsono menaruh rasa curiga pada perawatnya. Ia benar-benar kehilangan banyak momen untuk mengurus Rahayu. Ketika ia bangun Rahayu sudah tak ada di kamarnya. Yang membuatnya terkejut adalah botol-botol berisi wedang uwuh yang selama ini ia minta pada mbak Ida untuk dimasukkan ke dalam ransel Ayu tak pernah dilakukan. Semuanya masih utuh tertata di meja kamar anaknya.
Yang ditunggu-tunggu pun tiba, tanpa menunggu lama, Darsono langsung mengajak Mbak Ida bicara.