Mohon tunggu...
Ajeng Leodita Anggarani
Ajeng Leodita Anggarani Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan

Belajar untuk menulis. Menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Jadi Pelayan Restoran Itu Pakai Sekolah Khusus, Lho!

21 November 2019   19:30 Diperbarui: 21 November 2019   23:03 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dimarahin kalau makanan lama. Dimaki-maki kalau pesanan nggak sesuai. Mereka kepedesan kita yang dipelototin. Salahin lidahnya, masakan Manado kan emang pedes. Sana ke tukang es dawet, nggak ada yang pedes. 

Bisa dibayangin 8 jam kami ngurus 300 tamu dengan perilaku yang berbeda-beda? Banyak yang menyepelekan pekerjaan kami. Terutama orang Indo sendiri. Tamu mancanegara justru dari cara ngomongnya sangat menghargai kami. Nggak ada pasang tampang jutek, mrengut, apalagi ngomong kasar, sekalipun pesanannya ada yang salah. 

Hellowww... untuk jadi Pelayan restoran, gue nggak sekolah di SMA biasa, gue Sekolah Perhotelan. Kalau dulu, di jaman gue sekolah, sekolah perhotelan itu lebih mahal. seragam kami bagus-bagus. study tour juga keluar negeri. Untuk apa? 

Untuk tahu standard melayani secara internasional itu gimana. Kadang suka sedih kalau ilmu yang dulu gue pelajarin, menjadi terlihat nggak berguna karena gue berada di tempat yang salah. 

Kami di sekolah perhotelan itu diajarin Sequence of service, lho. Serving makanan dari sebelah kanan bukan karena kami orang Indonesia aja tapi memang standar ilmu perhotelan begitu. Dahulukan tamu perempuan, dan tidak menimbulkan bunyi saat meletakkan alat makan di meja tamu. Itu kami pelajari di sekolah. Jadi pelayan resto itu bukan kaleng-kaleng, vroh. (tsahhhhh). Ya, biarpun ada yang lulusan SMA juga jadi pelayan, sih. Belagu kan gue? Emang! wkkwkwkkwkw

Dan sebenarnya itu yang mau gue terapkan di tempat kerja gue sekarang. Biarpun restoran ini standard nasional, tapi usahakan pelayanan internasional. jadi tamu-tamu itu ngerti kalau kita punya nilai lebih. begonooooo. 

Ah udah dulu, jadi kebablasan, deh. kwkwkwkw

Banyak banget pokoknya keluh kesah, kesan yang mendalam selama 16 tahun gue jadi pelayan. Dan gue akan posting satu per satu pengalaman gue selama kerja di bidang ini. Tapi kalau laptopnya nggak rebutan sama anak gue. Hahahah.

Thank you, sudah mau baca. Kembali lagi ya di postingan selanjutnya. tataaaawwwwww

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun