Mohon tunggu...
Tobi J. Doseng
Tobi J. Doseng Mohon Tunggu... Guru - Biarlah gelas yang kuminum cukup setengah penuh.

Kehormatan terbesar dalam hidup saya adalah jika saya total mencintai diri, keluarga, sesama, dan profesiku. Untuk itu, segala yang bernada positif adalah tamu pertama yang kupersilakan memasuki pikiranku.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tentang Keharusan yang Dimiliki Seorang Guru

26 Januari 2025   23:00 Diperbarui: 26 Januari 2025   21:36 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jadi, kemampuan mengelola konflik bagi seorang guru merupakan keterampilan penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif dan produktif. Berkat keterampilan tersebut, maka guru dapat mengidentifikasi potensi konflik sejak dini dan bisa meminimalisir retaknya jalinan relasi yang sudah bagus antara siswa, siswa dengan guru, atau antara rekan guru.

Akhirnya…

Resiliensi dan manajemen konflik menjadi penanda keprofesionalitasan seorang guru dalam menghadapi aneka masalah pembelajaran, peningkatan kualitas pendidikan, dan tumbuh kembangnya lingkungan pendidikan yang positif dan produktif. Kedua-duanya tidak bisa saling meniadakan atau saling menegasi.

Untuk itu, guru-guru yang resiliensinya belum menggembirakan maka sekolah tidak boleh menutup mata. Sekolah setidaknya harus mengeluarkan biaya untuk menghadirkan tenaga profesional  demi melatih para gurunya dalam mengembangkan pembelajaran yang menyenangkan dan optimalisasi peran komunitas belajar. Tidak hanya itu, sekolah juga bisa mendorong guru untuk mengikuti bimbingan/pelatihan mandiri dalam mengatasi stres dan/atau secara autodidak bermeditasi untuk melihat kelemahan dan kekuatan dalam diri –terutama yang berhubungan dengan masalah pembelajaran.

Demikian juga halnya dalam mengelola konflik. Guru-guru yang cendrung melihat masalah sebagai petaka harus diberikan pelatihan dalam berkomunikasi yang efektif dan dalam menangani masalah (pembelajaran). Selain itu, sekolah harus membiasakan diri untuk berefleksi secara berkala tentang kegiatan pembelajaran dalam kelas, masalah-masalah krusial saat berhadapan dengan peserta didik, sharing praktik baik, kerelaan dikritik dan sikap rendah hati untuk “mau diajar” oleh sesama teman guru.

Dan tentu tugas dan tanggung jawab untuk mewujudkan pendidikan berkualitas melalui penguatan resiliensi guru dan manajeman konflik secara afdal tidak bisa seratus persen diserahkan kepada sekolah. Pemerintah harus memberikan perhatian dan dukungan kepada guru. Salah satunya dengan memberikan pelatihan dan pengembangan yang membantu guru dalam memperluas wawasan dan kompetensinya. Semoga.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun