Mohon tunggu...
Tobias TobiRuron
Tobias TobiRuron Mohon Tunggu... Guru - Hidup adalah perjuangan. Apapun itu tabah dan setia adalah obatnya.. setia

Anak petani dalam perjuangan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perjuangan Guru di Daerah Terpencil

16 Desember 2022   23:44 Diperbarui: 17 Desember 2022   01:07 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ket. Foto. Guru di SDI Bou. Dokpri

Lanjut Labertus jumlah guru yang mengabdi di SDI Bou  7 orang. Dengan rincian 4 guru PNS dan 3 orang guru honor.Jumlah siswa Tahun Pelajaran 2015/2016 sebanyak 51 orang.Saya menjadi guru di SDI Bou dari tahun 1999-2005 dan SDK Tanah Belen tahun 2005-2012 dan menjadi kepala SDI Bou tahun 2012. 

Menjadi guru di daerah terpencil ada suka dan duka namun lebih banyak dukanya. banyak aspek misalnya dalam proses KBM dalam menyampaikan materi dengan bahasa Indonesia kita juga menjelaskannya kembali dengan bahasa daerah agar anak mengerti. Walaupun dihadapkan dengan situasi seperti ini saya masih betah di SDI Bou dan menganggap Tanah Belen adalah Kampungku. Kata Lambertus

Hal serupa disampaikan oleh Fransiskus Ribu Koten.Guru PNS yang sudah 11 tahun mengabdi di SDI Bou sejak tahun 2015,Katanya Menjadi guru di daerah terpencil adalah sebuah tantangan tersendiri mulai dari menghadapi kondisi alam, kehidupan sosial dan lainnya. Ia pun menceritakan disaat awal tiba tahun 2005, saat itu akses jalan umum menuju Tanah Belen belum ada yang ada hanyalah jalan setapak dan sepeda motor tidak bisa lewat saat itu.

Sepeda motor kita titip di Lamatutu dan berjalan kaki menuju sekolah.Hal ini juga dilakukan sekarang apabila musim hujan.Terkadang sepeda motor macet simpan di Jalan lalu panggil orang di kampung datang untuk dorong,buka sepatu dan guling celana karena takut kena lumpur,Kenang Pa Frans sapaan kesehariaanya.

Hal lain yang menjadi kesulitan guru saat itu antara lain anak tinggal di kebun bersama dengan orang tuanya sehingga berdampak pada nilai anak-anak.tetapi semuanya sudah beres.Untuk media pembelajaran di kelas kita sesuaikan dengan materi dan kalau memang tidak ada kita sendiri merancangnya itu.

Walaupun SDI Bou adalah sekolah terpencil sampai dengan saat ini belum terbesit rencana untuk pindah dari sini karena saya menikmatinya dan sangat kerasan di sini,Ungkap Fransiskus Koten.

 (Tobias Ruron)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun