Lebih dari itu, budaya memberi makna lebih dalam tentang peristiwa pernikahan. Ini juga merupakan momentum yang baik bagi kita anak bangsa untuk kembali mencintai budayanya sendiri secara total tanpa alih-alih unsur budaya asing.
Perbedaan kelas atau golongan hendaknya dihindari dalam pesta pernikahan agar tercipta relasi yang inklusif antar tuan pesta dengan para undangan, terutama masyarakat yang turut hadir di dalamnya.
Ekslusivisme hanya akan melahirkan kesenjangan dan perlakuan “priyayi” bagi orang dari golongan tertentu, sementara pada saat yang sama mengabaikan keterbukaan relasi interpersonal. sebaliknya, inklusivisme menyatukan semua orang dalam relasi persaudaraan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI