Mohon tunggu...
Tobari
Tobari Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB/ PPs Universitas Muhammadiyah Palembang

Berharap diri ini dapat bermanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Artikel yang Ke-200 Belajar Nulis di Kompasiana

6 April 2024   09:34 Diperbarui: 6 April 2024   09:36 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diharapkan, buku ini nantinya dapat memberikan manfaat bagi pembaca, khususnya terkait kepemimpinan di era digital yang terus berkembang.

Pengalaman yang dirasakan dari 200 artikel yang sudah publish ini, ada juga penyemangatnya bagi saya sebagai penulis bahwa ada diantaranya yang sudah membaca satu artikel ini mencapai lebih dari  7.790 pembaca yang dapat dilihat pada link ini terkait air panas dalam botol  menyembuhkan penyakit.

Kemudian ada juga yang lainnya satu artikel telah dibaca oleh 7.065 lebih pembaca, yang dapat dilihat pada link ini terkait kiprah seorang dosen memperoleh jabatan akademik sebagai guru besar.

Ahamdulillah berdasarkan statistik Kompasiana pada profil Tobari link ini   Pembacanya sudah 138.420 lebih dengan tulisan Pilihan 115 lebih dan baru satu tulisan yang Headline nya dengan sebutan Taruna yang nilainya masih sangat kecil berdasarkan penilaian sistem digital Kompasiana, harap dimaklumi ya karena masih belajar-belajar untuk tetap mau nulis.

Menulis adalah sebuah perjalanan panjang yang menuntut kreativitas dan kemampuan berpikir, yang memungkinkan para penulis untuk berekspresi secara luas, serta penulis dituntut ketelitiannya dari segi penulisan baik titik koma huruf besar kecil dan spasi, sehingga pembaca dapat enak untuk membacanya.  

Bagi sebagian orang, menulis adalah ladang untuk menyampaikan ide, pengalaman, dan gagasan yang ingin dibagikan kepada pembacanya, sekaligus juga ada yang mengatakan dengan menulis dapat menunda terlambat proses pikun di usia kita yang sudah lanjut.

Dari cerita perjalanan belajar menulis ini, perlu kesabaran, ketekunan, dan kecintaan terhadap dunia tulis-menulis yang merupakan kunci utama agar selalu tetap dapat menulis. Kalau tidak sabar, tekun dan cinta, maka tentunya akan menjadi malas untuk tetap menulis.

Di balik setiap kata yang ditulis, terdapat proses yang perlu mendapat perhatian khusus terkait dampaknya perlu menjadi pertimbangan, dan komitmen untuk memberikan yang terbaik bagi pembaca. Semua itu menjadi bagian dari perjalanan belajar yang tak pernah berhenti.

Semoga perjalanan menulis sampai di artikel ke-200 ini masih terus berkesempatan untuk tetap dapat terus menulis yang mudah-mudahan dapat memberikan inspirasi dan manfaat bagi banyak orang, dan terus untuk berkarya berbagi pengetahuan kepada orang lain.

Sekali lagi kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pembaca artikel kami, semoga apa yang kami tulis akan ada manfaatnya, dan mohon maaf atas segala kekurangan kami. (Tobari).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun