Mohon tunggu...
Tobari
Tobari Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB/ PPs Universitas Muhammadiyah Palembang

Berharap diri ini dapat bermanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kemuliaan dan Kegelapan Hati: Mengintipnya Lewat Lisan dan Tindakan

31 Agustus 2023   14:34 Diperbarui: 31 Agustus 2023   14:42 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.pexels.com

Hati, hal yang tidak terlihat secara kasat mata namun memiliki pengaruh besar dan kekuatan yang luar biasa dalam membentuk karakter dan tindakan seseorang.

Dalam perjalanan hidup, seringkali kita menyaksikan betapa lisan seseorang menjadi tindakan yang mencerminkan keadaan hatinya.

Meskipun hati merupakan wilayah yang tidak dapat dilihat secara fisik, namun kerumitannya akan terlihat melalui kata-kata dan tindakan yang dilakukan oleh orang tersebut.

Sebagai pandangan dalam budaya dan agama, hati dianggap sebagai inti dari budi pekerti seseorang.

Sebagai cermin hati, lisan memiliki peran penting dalam menggambarkan keadaan batin seseorang.

Seseorang mungkin menganggap dirinya mampu menyembunyikan isi hatinya dari pandangan orang lain.

Namun, pemahaman umum menyatakan bahwa hati, meskipun tersembunyi, pada akhirnya akan tercermin melalui lisannya.

Seringkali, lisan seseorang menjadi cara bagi orang lain untuk memahami siapa dirinya yang sebenarnya.

Kata-kata yang digunakan, nada bicara, dan bahkan diam seringkali mengungkapkan lebih dari yang dapat disampaikan melalui tindakannya semata.

Lisan menjadi alat yang kuat dalam mengungkapkan baik dan buruknya hati.

Jika seseorang cenderung mencela dan mengkritik, hal ini dapat diartikan bahwa hatinya cenderung negatif dan penuh keburukan.

Kata-kata yang meremehkan dan sering merendahkan orang lain tidak hanya mencerminkan kurangnya empati yang bersangkutan, tetapi juga memperlihat hatinya yang penuh dengan ketidakpuasan.

Sebaliknya, lisan yang dipenuhi dengan kebaikan dan pujian menunjukkan kedalaman hati yang dipenuhi dengan rasa syukur dan kebaikan.

Selain itu, lisan juga memiliki kemampuan untuk menghasilkan dan memicu konflik.

Ketika seseorang memilih kata-kata yang merusak hubungan atau menciptakan permusuhan, ini mencerminkan adanya hasad (iri hati) yang tumbuh dalam batinnya.

Berkeinginan untuk merugikan orang lain, terlepas dari alasan apa pun, menunjukkan bahwa hati seseorang tidak dalam keadaan baik dan sangat bertentangan dengan sifat fitrahnya sebagai manusia.

Oleh karena itu, kesantunan dalam lisan bukan sekedar etika, namun juga merupakan cermin dari keadaan hati yang sebenarnya.

Menggambarkan perilaku juga menggambarkan keadaan hati yang membutuhkan perhatian.

Saat seseorang meremehkan atau merasa lebih tinggi dari orang lain, hal ini mencerminkan kekurangan dalam dirinya dan kurang pahamnya tentang keberagaman manusia.

Kebijaksanaan mengajarkan bahwa kesombongan adalah tanda ketidakmatangan seseorang dan tidak bijak, karena ketika hati dipenuhi dengan kesombongan, lisan menjadi sarana untuk menampilkan ke dalaman batin yang mendasarinya.

Ghibah atau membicarakan keburukan orang lain di belakangnya, juga memiliki dampak serius pada keadaan hati orang tersebut.

Ketika lisan dengan mudah mengungkapkan hal-hal negatif tentang orang lain, ini menunjukkan adanya ketidakbersihan batin yang bersangkutan.

Ghibah bukan hanya tentang merusak reputasi orang lain, tetapi juga tentang menciptakan kekacauan dalam hati pelaku ghibah.

Terlepas dari alasan atau tujuannya, perilaku ini mencerminkan kelemahan dalam keadaan hati yang mungkin memerlukan introspeksi mendalam.

Hati dan lisan memiliki hubungan yang erat. Lisan adalah alat yang tidak hanya mengkomunikasikan isi hati, tetapi juga berperan dalam membentuk kembali dan membimbing keadaan hati itu sendiri.

Oleh karena itu, untuk mengenal seseorang, seringkali kita melihat apa yang diucapkannya dan bagaimana ia berbicara kepada orang lain.

Lisan menjadi panduan yang dapat membantu kita memahami nilai-nilai dan etika seseorang, sekaligus juga kita dapat melihat keadaan batin yang bersangkutan.

Namun, perlu diingat bahwa pandangan kita hanya dapat mengukur tindakan yang terlihat.

Sementara lisan merupakan cerminan hati, dan tidak sepenuhnya menggambarkan seluruh kebaikan atau keburukan hati seseorang. Hanya Allah yang mengetahi secara penuh terhadap perbuatan hati dari semua makhlukNya.

Oleh karena itu, meskipun kita memiliki keterbatasan dalam menilai hati, namun masih dapat memahami banyak hal tentang karakter dan prinsip seseorang melalui lisan dan tindakannya.

Lisan yang digunakan untuk mengungkapkan kebaikan, menghormati, dan membangun adalah cermin dari hati yang terang dan luas.

Sebaliknya, lisan yang penuh dengan kebencian, dan ketidakpuasan adalah cerminan dari keterwakilan dan kekurangan dalam hati yang gelap, sempit dan kerdil.

Oleh karena itu, dalam menjaga keutuhan hati dan karakter, penting untuk memahami bahwa lisan adalah jendela yang memberikan pandangan pada kedalaman batin seseorang, dan menggunakannya dengan bijaksana adalah langkah pertama menuju kebaikan yang sesungguhnya.

Semoga artikel ini akan ada manfaatnya baik bagi penulis sendiri maupun bagi yang sudah sempat membacanya, dan Tobari ucapkan banyak terima kasih bagi yang memberikan tanggapan membangun untuk artikel ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun