Mohon tunggu...
Tobari
Tobari Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB/ PPs Universitas Muhammadiyah Palembang

Berharap diri ini dapat bermanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Meningkatkan Softskill Pasca Wisuda

14 Juni 2022   15:11 Diperbarui: 14 Juni 2022   16:19 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ansori Toyib (tengah baju batik) foto bersama Pimpinan Universitas dan FEB UM Palembang (Dokpri)

Motivator Ansori Toyib saat memberikan motivasi kepada peserta Yudisium Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Palembang (Kamis, 09/06/2022).

Menyampaikan pengalamannya yang pernah masuk di assessment-assessment centre, kalau sudah masuk di assessment  centre terutama di level leader satu,  dari pagi sampai sore benar-benar terasa mual katanya, karena kita dihadapkan dengan berbagai persoalan yang rumit dihadapan kita, nanti diganggu oleh orang lain dengan berbagai urusan dan persoalannya.

Terus kita diamati oleh camera yang gerak gerik body kita diamati dan dinilai, apakah kita terampil atau tidak, apakah kita bisa memberikan pelayanan yang baik atau tidak, semuanya akan dinilai ungkap Ansori Toyib.

Pengalaman ini disampaikan untuk memberikan gambaran apabila saat ketemu situasi dan kondisi yang rumit dan kritis, kita harus mampu dan siap.

Artinya kita harus mempersiapkan diri sesulit apapun persoalannya agar kita bisa menghadapinya dengan baik dan berhasil mengatasi permasalahan itu.

Keterampilan menghadapi permasalahan dan persoalan seperti ini jarang ada disiapkan oleh pihak kampus ungkapnya.

Lebih lanjut Ansori Toyib menyampaikan bahwa sebaiknya pihak kampus juga perlu menyiapkan para mahasiswanya dengan membekali kemampuan untuk meningkatkan softskill mahasiswa dalam rangka menghadapi dunia kerja pasca wisuda.

Selain ilmu pengetahuan yang sudah dibekali pihak kampus dengan berbagai teori, sebaiknya juga mahasiswa dilatih untuk meningkatkan softskilnya.

Pengalaman kami 8 tahun sebagai Manager Ketenagakerjaan dan pernah juga menjabat sebagai Ketua Koperasi, Ketua Yayasan, Pengawas dan Komisaris diberbagai fungsional perusahaan, dan juga sering terlibat dalam proses rekrutmen baik karyawan organik maupun non organik ungkapnya.

Secara umum biasanya di ketenagakerjaan yang sering kami lakukan assessment terhadaap rekrutmen karyawan, bahwa mahasiswa pasca wisuda itu pada umumnya memiliki analisa thinkingnya yang kurang. 

Misalnya coba disuruh membuat matrik tabel yang bisa dibaca satu lembar, ternyata tidak bisa, coba disuruh cari data di lapangan, dia bingung, banyak yang tidak bisa.

Dalam praktek, alat ukurnya harus dikuasai, karena alat ukur itulah yang akan dipakai saat mereka nanti bekerja.

Sebenarnya banyak cara untuk meningkatkan kemampuan softskill mahasiswa supaya nantinya mereka siap menghadapi persaingan untuk masuk dunia kerja.

Intinya harus banyak dialog, sering undang praktisi, supaya dapat karakternya. Karakter-karakter apa yang dibutuhkan dunia kerja atau perusahaan yang akan dilamar.

Untuk mencari pekerjaan atau melamar pekerjaan di perusahaan, bagi pelamar pekerjaan itu, cari dulu informasi mengenai nilai-nilai budaya perusahaan itu seperti apa, dan kalau sudah mendapatkan informasi apa yang dibutuhkan oleh perusahaaan itu, maka pelamar harus bersikap seperti apa.

Cari buku-buku atau referensi yang berkaitan dengan kebutuhan itu atau cari informasi-informasi yang berhubungan dengan  apa yang  dibutuhkan oleh perusahaan yang akan dilamar, supaya pada saat assessment  kita tidak blank betul.

Secara teori mungkin mahasiswa pasca wisuda sudah mumpuni, dan sudah oke. Namun yang perlu dicari adalah karakter-karakter seperti apa, bagaimana cara  mendapatkan tambahan softskill untuk membekali diri supaya siap bersaing.

Saat di kampus mahasiswa yang berorganisasi pasti hasilnya beda dengan yang tidak berorganisasi, softskillnya pasti beda.

Apakah anak-anak yang cerdas yang punya nilai IPK yang tinggi juga punya inisiatif yang tinggi, apakah dia bisa harmonis, apakah dia mampu bekerjasama dengan orang lain, belum tentu.

Apakah anak yang nilai IPK  tinggi ini  bila dihadapkan dengan persoalan yang rumit mampu mengatasi permasalahannya dengan baik, juga belum tentu dia dapat mengatasinya. Namun intelektual yang dimiliki itu tetap diperlukan.

Dalam persaingan dunia kerja perlu persiapan diri yang mumpuni, karena dibutuhkan tenaga kerja yang unggul dan kompeten melalui proses  seleksi yang begitu ketat  yaitu menyeleksi dari yang sudah terseleksi, dan menguji dari yang sudah teruji ungkap Ansori Toyib.

Terakhir yang dipesankan oleh orang tua kami yaitu amanah. Amahah itu termasuk nilai IPK yang kita dapatkan di bangku kuliah juga merupakan amanah.  

Nilai-nilai atau ilmu yang kita dapatkan untuk menjadi sarjana itu  didapat dengan cara-cara yang  benar dan diredo'i oleh Allah SWT., dengan perbanyak doa, minta doa dan restu pada orang tua apabila mau melamar pekerjaan, harus siapkan segala sesuatunya dengan baik, saya yakin dan insyaa Allah jalur rezeki kita itu akan terhampar luas dihadapan kita, pungkasnya.

Selamat kepada mahasiswa pasca wisuda, semoga sukses selalu menyertai anda dan selalu dalam keadaan sehat walafit. Terima kasih kepada motivator yang telah membekali tambahan pengetahuan dan wawasan, semoga berkah dan bermanfaat, juga selalu sukses dan sehat walafiat. Aamiin ya aminu mukmin ya sohirun ya aminullah aamiin. (Tobari).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun