Wahai Semar
Kenapa engkau bermuram?
Apa yang kau lihat?
Sudahlah
Itu hanya ilusi fana
Bukankah engkau ada untuk menghasilkan Samara (buah)
Maka teruslah menanam
Lalu apa?
Apakah kau masih ragu?
Bukankah sudah ada iman yang tertancap
Layaknya sebuah Simar (paku)
Maka tangguhkan
Betul semar
Teruslah tersenyum seperti itu
Tebarkan benih Asmara disekelilingmu
Sebarlah cintamu
Terus menjadi pecinta yang baik
Yang terus merasa jatuh
Jatuh dalam buaian dan pelukan cinta
Walau harus menyatu dengan derita
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!