Mohon tunggu...
Teddiansyah Nata Negara
Teddiansyah Nata Negara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ordinary People

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nikah Kok Karena Mau?

15 Oktober 2024   10:10 Diperbarui: 15 Oktober 2024   11:00 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Firman memang sudah lama dekat dengan seorang perempuan, Lisa namanya. Tapi bukan Lisa salah satu anggota grup perempuan pop korea. Lisa yang ini temen Firman juga Nata waktu masin di SMA. Awal Firman kenal sama Lisa itu karena pernah tatap-tatapan di toilet sekolah. Emang agak aneh ceritanya, masa cinta bersemi di toilet sekolah. Tapi itulah cinta, datangnya tidak pernah terduga. Bahkan di toilet pun dia ada.

Kisah cinta Firman dan Lisa memang tidak bejalan mulus waktu SMA, kalau yang mulus itu namanya kayu yang udah di amplas. Mereka sering ribut waktu SMA, dan Nata suka jadi saksinya. Nata bahkan pernah didatengin Firman yang matanya sembab. Nata kira Firman baru bangun tidur, eh ternyata dia baru marahan sama Lisa. Lucu memang mereka, dasar anak SMA.

Gak ada yang sangka kalau Firman dan Lisa bakal lanjut ke jengjang serius, mereka lamaran aja gak bilang-bilang orang banyak. Kata Firman sih takut besar tanggung jawabnya. Dia pengen langsung sebar undangan nikahan aja. Kata nikah emang masih kerasa aneh sama anak-anak seumuran Firman atau Nata.

Nata lagi nangkring pagi seperti biasa di depan rumahnya, ditemani gitar dan secangkir kopi Lintong yang baru dia beri di minimarket sebelah. Kopi modelan Lintong gak ada di warung Pak Kusdi. Kopi yang ada di warung Pak Kusdi biasanya kopi rentengan biasa. Nata tumben aja beli kopi model begituan, dia mau coba jadi agak kerenann dikit. Walau belum jadi keren sama sekali.

Waktu Nata lagi asyik nyanyi Kisah Sedih di Hari Minggu dari Koes Plus. Tiba-tiba datang suara motor dibarengi dengan teriakan manggil namanya. Ternyata itu Firman.

"Nat, Nata" teriak Firman

"Apaan sih, kayak lagi dikejar rentenir aja" kata Nata sambil simpen gitarnya

"Ehehe. Aku ada kabar baik nih, Nat" kata Firman sambil ngasih surat undangan

"Undangan apa ini? Undangan makan-makan ya?"sambut Nata sambil buka surat undangannya

Disana tertulis nama Lisa dan Firman, pake tulisan romantis gitu. Dibawahnya ada tulisan turut mengundang, Nata dan keluarga.

"Undangan apa ini? Kok ada tulisan nama kamunya, Man?" tanya Nata terheran

"Baca lagi dong yang teliti" suruh Firman

Nata kaget bukan kepalang, liat ada tulisan akad nikah disana.

"Waduh. Ini kamu yang  mau nikah, Man?" tanya Nata sambil terperangah

"Ehehe. Iya, Nat" jawab Firman sambil senyum kegirangan

"Gak sangka ya, jodoh ditemuinnya di toilet sekolah" kata Nata sambil ketawa

"Biar ketemu di toilet, yang penting nikahnya awet" jawab Firman

Nata lansung pasang muka serius waktu Firman bilang "yang penting nikahnya awet". Dia keingetan kalau dia pernah kuliah tentang pernikahan. Pernikahan itu seinget dia ada 5 hukumnya, dari haram sampai fardhu. Nata langsung nyeletuk ke Firman

"Man, ini kamu nikah karena mau atau siap?" tanya Nata

"Karena mau lah, kalau gak mau ngapain aku nikah" jawab Firman dengan lantang

"Ini menurutku ya, menurutku nikah itu jangan karena mau" balas Nata

"Lah, terus karena apa dong? Masa karena gak mau?" tanya Firman kebingungan

"Bukan gitu, seinget aku aku pernah denger. Kalau nikah itu hukumnya 5, dari haram sampai Fardhu. Semuanya ada kriterianya" jawab Nata

"Apa aja tuh, Nat?" tanya Firman lagi

"Hukum nikah setau aku itu ada 5, setau aku ya. Pertama ada nikah Haram, dimana disana mempelainya kondisinya serba berbahaya. Seperti usianya belum cukup, ekonominya belum mampu, juga malah menimbulkan ketidak bahagiaan. Yang kedua ada nikah Makhruh, kalau misal ekonominya belum mampu juga lahir batin belum siap. Tapi calon istrinya rela dan punya harta cukup biat hidup. Terus ada Mubah, dia kuat menahan nafsu tapi dia gak punya dorongan dan halangan buat nikah. Terus ada Sunnah, dia mampu secara  ekonomi juga lahir batin sudah siap. Tapi dia tidak khawatir tergelincir dari perbuatan dosa. Yang terakhir ada Fardhu, dimana mampu secara ekonomi juga lahir batin. Dia juga takut tergelincir ke perbuatan dosa" jawab Nata

"Pusing juga ya, Nat" sambung Firman sambil garuk-garuk kepala

"Kalau pusing pegangan dong, nanti jatuh" jawab Nata sambil ketawa

"Ada-ada aja kamu ini" kata Firman

"Atau kamu cari obat pusing di warung Pak Kusdi" jawab Nata lagi sambil ketawa

"Ah, makin gak karuan ini" kata Firman sambil agak kesel

"Jadi aku harus gimana nih, Nat?" tanya Firman lagi

"Ya, nikah aja. Tapi kamu harus siap dulu, jangan karena mau. Kalau mau itu takutnya dari dorongan nafsu, dan takutnya nafsu itu mendorong dosa" jelas Nata

"Semoga kamu dan Lisa diberkati keluarga yang Sakinah, Mawadah, dan Warohmah. Aamiin" lanjut Nata

"Bimillah, aku siap buat nikah" kata Firman ngomong sendiri

"Gausa diomongin ke aku juga, kan itu niat kamu sama dia. Bukan sama aku" jawab Nata sambil ketawa

"Ouh, iya. Nat, tadi kamu tau itu semua dari siapa?" tanya Firman

"Aku dulu pernah kuliah tentang itu, kata dosenku itu namanya fiqih munakahat" jawab Nata

"Nat, ini undangan aku cuman kasih satu. Tapi kamu sebarin juga ke Faldy, Rozi, Insan, sama anak-anak yang lain" jelas Firman

"Ini undangannya di Garut? Jauh amat" tanya Nata

"Iya, itu kan rumah orang tuanya Lisa" jawab Firman

"Harus dikasih ongkos jalan inimah kalau mau dateng" kata Nata sambil ketawa

Firman langsung duduk dan ambil gitar yang tadi disimpen Nata. Mereka akhirnya nyanyi bareng lagu Ku Tak Bisa dari Slank.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun