Di suatu pagi yang cerah kayak yang diceritain Iwan Fals di lagu yang berjudul Menanti Seorang Kekasih, Fadly lagi nyantai di halaman rumahnya. Dia lagi duduk di kursi depan  rumahnya sambil ditemenin gorengan di meja. Udah satu gorengan Fadly makan, dan dia lagi nyomot gorengan kedua. Gorengan kedua ini bahannya tahu yang dibalut terigu, tapi didalemnya ada taoge. Orang sunda sering sebut itu dengan nama Gehu.
Waktu Fadly lagi gigit gehunya, dia denger suara motor yang dia kenal. Suara motor ini mirip suara motor temennya, Rozi. Tebakan Fadly gak salah, Rozi dateng pakek motor yang gak ada keterangan literan bensinnya itu.
"Fad, lagi santai nih?" kata Rozi sambil turun dari motor
"Iya nih. Ada angin apa ini kamu dateng kesini pagi-pagi, Zi?" tanya Fadly
"Ini, Fad. Aku mau minjem buku Kalkulus kamu. Aku disuruh bikin artikel sama dosenku. Aku kayaknya butuh buku kamu itu deh, Fad" jawab Rozi
"Ouhh, bentar aku ambil dulu" sambung Fadly
Rozi langsung duduk disamping kursi yang didudukin Fadly tadi. Rozi juga sekalian nyomot gorengan yang ada di meja. Goregan yang Rozi ambil itu bahannya jadi singkong yang di parut, terus digoreng. Ada oncom didalem gorengan itu. Orang sunda biasa sebut itu Comro.
Gak lama, Fadly keluar sambil ngasih buku Kalkulusnya ke Rozi. Rozi manggut sambil ngunyah gorengan comro yang ada di mulutnya. Fadly pun duduk di samping Rozi yang ditengahnya ada meja dibarengi gorengan.
Sambil makan gorengan, Fadly nyeletuk tentang kasus di desa sebelah. Di desa sebelah itu ada kabar lagi ada yang lahiran baru-baru ini. Tapi gak ada syukuran kayak biasanya, gak ada rame-rame sama sekali disana. Yang bikin aneh, padahal yang lahiran itu baru nikah 4 bulan yang lalu, tapi kok udah lahiran. Itu yang bikin Fadly bingung.
"Di desa sebelah, ada yang baru lahiran, Zi" kata Fadly
"Wah, ada rame-ramean dong. Lumayan nasi kotaknya" jawab Rozi sambil ketawa
"Justru gak ada rame-rame, Zi. Lahirannya juga aneh, masa baru nikah 4 bulan udah lahir anaknya" kata Fadly
"Waduh, udah gak sabar kali" jawab Rozi sambil ketawa makin keras
Gak lama dari obrolan itu, Nata ngelewat sambil bawa kantong kresek yang isinya minyak curah. Nata emang biasa lewat rumah Fadly, kan emang rumah mereka deketan. Dia abis pulang dari warung Pa Kusdi karena disuruh ibunya beli minyak, buat goreng ikan katanya.
Waktu Nata lewat, Rozi manggil
"Nat, kesini dulu" teriak Rozi
"Widih, ada pemuda idangan nihh" kata Nata ke Rozi
Pemuda Idangan itu plesetan dari Pemuda Idaman. Pemuda Idangan itu artinya pemuda yang hobi berburu nasi kota kalau ada syukuran.
"Iya, Nat. Dia mau pinjem buku Kalkulus katanya" sambung Fadly
"Buat tugas kuliah, Zi?" tanya Nata
"Iya, Nat. Duduk sini di sebelah aku" jawab Rozi
Nata duduk di kursi lain. Waktu Nata duduk. Fadly nanya Nata soal kasus di desa sebelah yang udah lahiran, padahal baru nikah 4 bulan itu. Siapa tau Nata tahu kasus itu lebih jelas
"Nat, kamu denger soal berita di kampung sebelah itu?" tanya Fadly
"Ouhh, soal lahiran yang dipercepat kan?" jawab Nata
"Iya, kamu tau beritanya lebih lengkap gak, Nat?" Tanya Fadly lagi
"Enggak sih, tapi yang jelas aku sedih" jawab Nata
"Sedih kenapa, Nat?" Rozi nimbrung
"Iya, mereka mengandalkan nafsu. Nafsu sementara demi penyesalan selamanya. Aku jadi gak habis pikir, bagaimana nanti nasib bangsa ini kalau pemudanya kacau kayak mereka" jawab Nata
"Pagi-pagi udah dalem gini obrolannya" potong Fadly
"Supaya keliatan mahasiswanya dong, Fad" jawab Nata sambil ketawa
"Aku jadi kepikiran, soal kita nanti bakalan jadi negara maju. Mana bisa maju kalau pemudanya pada begitu" sambung Rozi
"Semoga itu jadi kasus terakhir dan gak ada lagi" balas Fadly
"Aamiin, semoga negara kita jadi lebih baik lagi" sambung Nata
Ditengah obrolan yang serius itu, Rozi malah nyeletuk
"Ehh, kok aku jadi kepikiran. Gimana ya nanti kalau aku udah punya anak" celetuk Rozi
"Ah, dasar. Punya pacar aja gagal mulu kamu, gimana punya anak" jawab Nata sambil ketawa keras
Waktu Nata ketawain Rozi, Fadly liat kantong kresek yang isinya minyak curah yang ada di tangan Nata.
"Nat, bukannya kamu itu lagi disuruh beli minyak sama ibu ya?" potong Faldy
"Eh, iya. lupa aku. Aku duluan ya. Aku harus anterin minyak ini, kalau sampe enggak, gawat aku!" jawab Nata sambil tepok jidat
Faldy dan Rozi pun ketawa liat Nata yang lari kayak dikejar anjing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H