Dalam kehidupan Israel, kita melihat bahwa manusia tidak bisa menghampiri Allah dengan sembarangan seperti keinginan manusia, apalagi dengan motif menyenangkan diri - kalaupun bangsa Israel sendiri diberi ruang keleluasaan untuk bertindak secara spontanitas.
Dalam Kitab Perjanjian Lama, sering ditemui informasi bahwa Allah mengatur bentuk dan cara beribadah, sehingga bentuk itu menjadi ungkapan nyata dari iman jemaat.Â
Ketetapan-ketetapan beribadah yang diberikan oleh Allah, tidak hanya bermaksud menyediakan jalan bagi Israel untuk menyatakan imannya, bukan hanya karena mereka tidak tahu cara beribadah, tapi karena pada dasarnya manusia tidak layak untuk beribadah.Â
Selain itu, lewat ibadah, Allah juga menyediakan jalan kembali kepada kerukunan dan persekutuan yang telah terputus.
Bentuk bentuk ibadah dalam Alkitab menyangkut juga perilaku orang dalam beribadah, karena perilaku kita adalah lambang nilai-nilai kita membantu kita untuk meneguhkan (mengingatkan) kita akan iman dan tanggung jawab kita.
Bentuk ibadah memang seolah-olah membatasi kebebasan. Tapi batasan terhadap bentuk ibadah ini bukan berarti penindasan, karena kemerdekaan sejati tidaklah diperoleh dan dan dinikmati dengan cara bertindak sesuka hati tanpa batasan, melainkan dengan berjalan pada jalan yang ditentukan Allah.Â
Baca juga : Jumat Agung, Perjamuan Kudus dan Ibadah Online
Memang nabi-nabi pernah beberapa kali melontarkan kritik terhadap sikap eksternalisme dalam pelaksanaan ibadah, karena bentuk lahirian ibadah tanpa iman yang hidup dan bertumbuh adalah sia-sia. Namun hal itu tidak berarti bahwa ibadah tidak memerlukan bentuk yang nyata dan teratur.
Ibadah dalam arti respons manusia; mempunyai dua bentuk, yakni ibadah devosional dan ibadah liturgis.
Ibadah devosional dilakukan secara pribadi dan tidak terlalu terikat pada tempat waktu atau tata ibadah. Ibadah ini lebih berfokus pada perenungan dan kesadaran.Â
Saat teduh pagi (dalam bentuk meditasi, kontemplasi, rekoleksi, dll, baik secara pribadi atau bersama dalam keluarga) dapat digolongkan dalam bentuk devosional.