Setiap hari aku diantar Pak Amin, supirku. Ke mana-mana aku diantar dia. Bahkan aku menganggap dia itu adalah ayahku.
Besok adalah hari ulang tahunku, dan seperti biasa ayah selalu bertanya kado untukku.
"Sayang, besok kan kamu ulang tahun, kamu mau apa dari ayah?"
"Apa aja." Jawab aku tanpa melihat wajahnya dan langsung meninggalkannya
Aku berbuat begitu karena yang aku butuhkan hanya kasih sayang dari ayah.
pkl 00.00 pun tiba..
Tiba-tiba teman-temanku sudah menanti di luar membawa kue dan kado untukku. Sepertinya ini adalah pesta kejutan untukku. Aku sangat bahagia, temna-temanku begitu perhatian kepadaku. Bahkan ayahku belum pulang. Aku mulai tidak peduli dengannya.
Hari itu aku bangun pagi karena aku berencana jalan bersama teman-temanku. Tanpa sadar aku mencari kehadiran ayah, tapi aku tidak melihatnya. Ya sudah aku bersama Pak Amin segera meluncur untuk jalan-jalan bersama. Tawa yang begitu lepas dari bibirku, aku bahkan lupa apakah ayah sudah pulang atau belum, sedang di mana ia sekarang, apakah ia sudah makan atau belum.
Sampai malam pun ia belum tiba juga di rumah. Akhirnya aku memutuskan untuk tidur padahal itu baru jam 7 malam.
Saat aku hendak tidur ayah masuk ke kamarku..
"Yah, sudah tidur. Sepertinya aku telat. Selamat tidur yah sayang dan selamat ulang tahun." Kata ayah sambil mencium keningku.