Mohon tunggu...
Tjitjih Mulianingsih Ws
Tjitjih Mulianingsih Ws Mohon Tunggu... Guru - Guru yang menyukai menulis dan berkebun

Guru yang menyukai menulis dan berkebun

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Bapak dan BH

30 Januari 2020   14:15 Diperbarui: 30 Januari 2020   14:16 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bapakku pensiunan ASN sebuah BUMN dengan posisi terakhir lumayan agak tinggi.  Usia Bapak 76 tahun lebih 4 bulan.  Bapak belum pikun dan masih aktif menulis serta menghapal ayat-ayat suci.

Kebiasaan Bapak setiap dinihari sewaktu menemani Mamah sholat malam adalah minum kopi, menulis dan mengirimkan sms kepada empat orang putranya termasuk kakakku yang tinggal bersamanya.  Isi SMSnya selalu sama. 

"Apa kabar? Semoga selalu sehat, jangan lupa jaga kesehatan dan sempatkan sholat malam!" 

Kadang-kadang kalau pas kebetulan terbangun, aku selalu membalasnyam tetapi pada kenyataannya lebih sering tidak kubalas.  SMS itu selalu dan tetap datang setiap dinihari.  Hingga dinihari tadi bapak tidak seperti biasanya tidak mengirim SMS.  

Setelah mengantarkan Kakak, putra pertamaku ke sekolah.  Aku mampir ke rumah Mamah. Tampak Mamah sedang ditemani  Teh Ina,  kakak pertamaku.  Setelah salim dan berpelukan, Mamah lalu bercerita.

"Bapak tidak ada sehabis subuh tadi, pamitnya sholat subuh ke mesjid seperti yang biasa bapak lakukan"

Mamah berkata sambil menyusut air mata yang mulai menetes. "Hingga sekarang Bapakmu belum datang," lanjut Mamah lagi.

"Siapa yang terakhir lihat Bapak teh?" Tanyaku pada Kakakku.

"Pak Gondrong merbot mesjid, katanya Bapak pergi ke arah by pass," jawab Teh Ina.

"Yudi dan Iwan, sudah Teteh beritahu mereka akan ke rumah Mamah selepas Zuhur." Lanjut Teh Ina.

"Tut.......tut" Hpku bergetar. Kulihat panggilan dari adikku Yudi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun