"Sibuk?"
"Kau tahu Melati, dia sempat mampir ke sini, tak diliriknya kita, Dia sibuk dengan mengunyah tempe goreng buatan si mbak!"
"Jiwanya tak lagi bersama kita Melati!" Jerit Bunga Kemuning frustasi.
Bunga Melati hanya terdiam.Â
Kutajamkan kembali telingaku, suasana teras di mess ini hening sekali, para penghuninya sudah terlelap dengan mimpinya masing-masing. Â Kuperhatikan sekeliling, ah memang suasana mess sudah berubah. Â Mulai tak terurus termasuk tamannya. Â Dulu disitu banyak sekali tanaman berbunga yang berbau harum jika berbunga. Â Sekarang hanya kulihat segerumbul bambu kuning meranggas dan dua pot bunga yang sedang sekarat.
"Kemuning, apapun yang terjadi mungkin ini sudah garis kita, ikhlaslah terima!" Melati
"Tidak! aku tak rela!" Â Jerit Kemuning.
Dari balik laptop kuperhatikan Bunga Melati terdiam, suasana beku, udara mendingin dan aku tiba-tiba merinding. Â Ada keharuman menguar di ruangan ini. Â "Wangi bunga melati."
"Tidak...jangan pergi Melati, jangan pergi!" Â Teriakan Kemuning seketika mengagetkanku.
"Hiks...hiks, jangan pergi Melati" Bunga Kemuning tampak terisak. Â Daun-daunnya tampak semakin banyak berguguran jatuh di lantai taman.
"Hiks..hiks..hiks" Suara tangisan Bunga Kemuning memecah dinihari.