Mohon tunggu...
Tjitjih Mulianingsih Ws
Tjitjih Mulianingsih Ws Mohon Tunggu... Guru - Guru yang menyukai menulis dan berkebun

Guru yang menyukai menulis dan berkebun

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

{Cemburu} Perempuan yang Cemburu pada Permen Karet

4 November 2018   22:20 Diperbarui: 4 November 2018   22:35 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terjadi kehebohan di sebuah kota. Sudah hampir sebulan kota ini kehilangan salah satu jenis permen,  "Permen karet". Sekarang beritanya ada di mana-mana dan menjadi headline di surat kabar dan medsos di kota tersebut. 

 Beritanya Viral.   Permen karet menghilang dari pasaran.  Kota ini memang dikenal sebagai kota dengan konsumsi permen karet tertinggi di dunia.  Masyarakat di kota ini selalu tak pernah lepas dari permen karet.  Mereka menganggap mengunyah permen karet adalah salah satu cara murah dan sehat untuk berolahraga dan relaksasi.  Mereka percaya mereka akan memiliki ingatan yang kuat jika rajin mengunyah permen karet.  Di kota ini setiap hari Minggu pagi di acara car free day bahkan selalu di adakan acara mengunyah permen karet bersama sama.

Orang-orang mulai panik.  Mereka mulai mengalami penurunan kesehatan mental dan daya ingat.   Setiap hari selalu saja ada yang berteriak.

 "Aku mau permen karet!" Teriak seorang lelaki paruh baya di halaman sebuah kantor pemerintahan.

"Mama...aku mau permen karetku!" Jerit seorang gadis kecil di taman bermain.

Kantor polisi di kota tersebut pun sekarang semakin sibuk.  Laporan kehilangan barang-barang warga semakin banyak. Ditambah lagi banyak orang-orang yang tersesat karena lupa jalan pulang.  Menurut catatan administrasi laporan kasus.  Saat ini 98 persen kasus terjadi karena penurunan daya ingat alias lupa.  Lupa parkir mobil di lantai berapa, Orang tua yang lupa menjemput anak-anaknya di sekolah sehingga anak anak menjadi histeris. Bahkan kasus terakhir yang masuk adalah ada seorang lelaki yang lupa nama istrinya.  Kota ini semakin parah.

Akhirnya karena tak ada solusi cerdas dan lambatnya tindakan dari pejabat pemerintahan di kota itu.  Maka beberapa organisasi masyarakat bersama-sama mengadakan demontrasi besar-besaran di depan kantor pemerintahan.  Mereka membawa bendera warna-warni dan spanduk-spanduk berisi tulisan diantaranya, 

"Kembalikan permen karet kami!"

"Pray for hilangnya permen karet!"

"Kami rindu permen karet!"

"Kami menuntut tanggung jawab walikota atas hilangnya permen karet"Bahkan yang lebih ekstrem ada spanduk yang bertuliskan 

"Permen karet atau mati!"

"Ini harus segera diseleseikan pak," kata seorang pejabat polisi kepada lelaki berkepala botak dengan wajah tertekan. 

"Kita harus bagaimana?" Jawab lelaki berkepala botak dengan wajah yang jauh lebih tertekan.

"Ada yang punya solusi?" Pejabat polisi itu bertanya sambil mengedarkan pandangan kepada hadirin di ruang rapat walikota.  Ruangan menjadi hening.

"Berikan saya waktu beberapa hari pak untuk menyelidiki kasus ini pak," seorang polisi muda menawarkan diri.  Tampaknya dari seluruh peserta rapat hanya dia seorang yang tak tertekan

"Baiklah kuberikan waktu tiga hari untuk menyelesaikan kasus ini."  Kata pak walikota.

"Terima kasih pak," jawab polisi muda itu.

"Tapi ingat, hanya tiga hari,"

"Lewat dari tiga hari, pangkatmu akan diturunkan!" pak walikota menjawab dengan licik.  Dia agak lega ada seseorang yang bisa disalahkan jika kasus ini tak juga bisa terselesaikan.

"Siap pak." Jawab polisi muda itu.

Polisi muda yang berwajah menarik itu kemudian memulai penyelidikannya. Pada hari pertama dia membaca semua berita medsos yang sedang viral di kota itu sebulan sebelum kejadian menghilangnya permen karet dari kota tersebut.  Ada satu berita tentang permen karet di medsos yang menarik perhatiannya dan itu ada kata permen karetnya.  

Dia kemudian meneliti jalur distribusi bahan  permen karet untuk sampai ke pabrik  ke kota tersebut. Ternyata hanya ada satu jalur yaitu jalan yang memutar di sebuah kebun teh.  Aha...dia hampir menemukan kepingan puzzle tentang hilangnya permen karet di kota tersebut.

Hari kedua, polisi muda tersebut mendatangi kebun teh dengan diam-diam.  Dalam pengamatannya perkebunan teh hanya memiliki satu rumah yang berada di pinggir jalan.  Polisi muda itu kemudian menunggu mobil pengangkut bahan permen karet dari balik pohon Ki Hujan.  Dia kemudian melihat ada seorang perempuan cantik keluar rumah dan berdiri di pinggir jalan seperti sedang menunggu sesuatu.Tak berapa lama lewatlah sebuah mobil pengangkut barang.  Gadis cantik itu menyetopnya dan berbincang dengan supir mobil.  Kemudian turunlah seorang lelaki dari mobil pengangkut tersebut kemudian menurunkan beberapa kardus yang diletakkannya di samping rumah tersebut.

"Terima kasih pak," gadis cantik itu berkata kepada supir mobil sambil memberikan sesuatu seperti amplop.

"Jangan lupa besok mampir lagi ya!" Teriak gadis itu kepada supir mobil pengangkut. Cepat-cepat gadis cantik itu menyiramkan bensin pada kardus kardus yang baru diturunkan.  Ia kemudian melemparkan korek api pada kardus-kardus tersebut dan kemudian, wushhhh... api membakar kardus tersebut dengan lahap.  Apinya membesar dan anehnya gadis itu berteriak kegirangan menari-nari di depan kardus yang terbakar tersebut.

"Ha..ha..ha " 

"Ha..ha..ha"

"Rasakan , rasakan pembalasanku!" Gadis itu menjerit dan tertawa tetapi anehnya diapun berteriak lagi

"Jahat!"

"Kalian jahat!"

"Bukan mauku seperti ini,"

"Aku tak merebutnya, aku tak pernah menyuruhnya meninggalkannya," teriak gadis itu  sambil berlinang air mata.  Gadis itu tak menyadari, ada polisi muda di dekatnya yang sedang mengamatinya.

"Kamu Jahat, tega!"  

"Hik..hik," gadis itu menangis tersedu-sedu dan tangisannya semakin kencang tepat ketika api yang membakar kardus kardus tersebut padam.  Ia pun berlari masuk rumah di pinggir jalan tersebut. Tak dipedulikannya polisi muda yang kini sudah tak bersembunyi lagi.

Polisi muda itu pun mengusap matanya yang hampir berembun.  Ina mengapa nasibmu jadi begini, bisiknya dalam hati. 

"Ina sayangku.. gadisku yang jatuh cinta pada orang yang salah," ujarnya lagi sambil beranjak pergi dengan hati yang kosong.

****

Hari ke tiga di kantor walikota. Polisi muda itu sedang berbincang dengan pak walikota.

"Jadi siapa pelaku penyebab hilangnya permen karet di kota kita?" Tanya walikota kepada polisi muda yang duduk di hadapannya.

"Ada 2 orang pak."  

"Siapa?" 

"Orang gila dan Bu Walikota pak," jawab polisi muda itu tenang.

"Apa!" Teriak walikota terkejut mendengar perkataan polisi muda itu

"Ini tidak salah?"

"Apa buktinya?" Teriak Pak Walikota, dia terlihat sekali sedang berusaha menahan marah.

"Ini pak." Polisi muda  menyerahkan sebuah kertas hasil print out.

"ini screen shoot status bu walikota yang diposting sebulan sebelum permen karet menghilang," lanjutnya.

Pak Walikota membaca tulisan screen shoot yang diberikan dan mendadak tubuhnya lemas tak berdaya.

Sebuah tulisan dari status facebook istrinya yang disertai foto Ina kekasihnya.

"PELAKOR ITU SEPERTI PERMEN KARET AWALNYA MANIS AKHIRNYA PAHIT

 SUSAH DIHILANGKAN KARENA LENGKET DAN KOTOR!!!!!!!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun