Hampir aku terhumbalang karena derasnya tajuk menutupi. Membantumu dengan rela hati sembunyikan semakin dalam.
 Sejenak aku hentikan perburuan. Letih aku, terlebih lagi semua seolah melindungimu.
Tapi putus asa tak ada dalam kitab hatiku.
Aku coba lagi berburu di gaduhnya siang.Â
Di antara rimbunnya gedung dan dermaga tua yang hampir roboh terjengkang.Â
Mencari setitik rindumu yang lagi lagi kau sembunyikan.Â
Begitu transparan hingga sama sekali tak mudah untuk dipetakan.Â
Bukan hampir lagi aku terpelanting di sela sela selokan. Gelagapan meraih pegangan pada besi dan papan yang berserakan. Kemudian berdiri dan mematung dalam keterpakuan. Tetap saja tak bisa ditemukan.
Tapi berhenti bukanlah pelajaran yang aku warisi dari mimpi.
Aku akan tetap terus mencari.
 Sampai kata rindu tak pernah terpakai lagi di bumi ini.