Mohon tunggu...
Tjitjih Mulianingsih Ws
Tjitjih Mulianingsih Ws Mohon Tunggu... Guru - Guru yang menyukai menulis dan berkebun

Guru yang menyukai menulis dan berkebun

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pejantan Tangguh

19 Januari 2018   04:12 Diperbarui: 19 Januari 2018   04:17 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Anak anak mereka tak diinginkan sehingga dibuang." Kata ibuku lebih lanjut.

"Mereka makhluk kecil tak berdosa dan jangan lupa setiap nyawa adalah berharga". Kata ibuku.

"Terus gimana bu?" Lanjutku sambil membayangkan Niko si pejantan tangguh, di kampung kami.

"Niko harus dikebiri!" "Bu hj Engkom harus mau melakukannya" Kata ibu lagi.

"Kalau tidak semakin banyak makhluk kecil yang dibuang akibat ulah Niko,!" Kata ibu geram kepadaku yang masih membayangkan Niko si persia berbulu hitam lebat, kucing jantan kepunyaan bu hj. Engkom.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun