"Tidak bisa dibiarkan" Ujar ibuku suatu pagi. Wajahnya yang geram tampak sekali.
"Ada apa" Tanyaku dengan khawatir. Â Kemarahan jelas sekali Sedang menguasai Ibu. Di potongnya sosis daging dengan kasar.Â
Pok...pok ..suara pisau mengenai sosis .Ibu sedang membuat nasi goreng.Â
"Ini sudah ke empat kalinya terjadi di kampung kita.
"Cerocos ibu."Bulan lalu, Christy, Cory, jlo dan terakhir Neng Zi kita". Lanjut ibu.
"Wah, ada apa dengan Neng Zi bu" Tanyaku kaget. Â Si cantik bermata bulat besar kenapa lagi, pikirku.
"Dia hamil!" Jawab ibuku ketus.
" Wah!" Jawabku kaget.
"Ibu akan meminta pertanggung jawaban pada bu Haji Engkom" Kata ibuku pasti.
"Loh, kenapa bu hj Engkom bu?" Tanyaku bingung.
"Loh, ibu tidak mau apa yang terjadi dengan anaknya Christy,Cory dan Jlo terjadi juga pada Neng Zi." Jawab ibuku.
"Anak anak mereka tak diinginkan sehingga dibuang." Kata ibuku lebih lanjut.
"Mereka makhluk kecil tak berdosa dan jangan lupa setiap nyawa adalah berharga". Kata ibuku.
"Terus gimana bu?" Lanjutku sambil membayangkan Niko si pejantan tangguh, di kampung kami.
"Niko harus dikebiri!" "Bu hj Engkom harus mau melakukannya" Kata ibu lagi.
"Kalau tidak semakin banyak makhluk kecil yang dibuang akibat ulah Niko,!" Kata ibu geram kepadaku yang masih membayangkan Niko si persia berbulu hitam lebat, kucing jantan kepunyaan bu hj. Engkom.