Tentang:"Money is the Root of All Evil"
Uang adalah akar dari segala kejahatan.?
Uang adalah benda mati. Â Akar segala kejahatan ,berada dalam hati dan otak manusia. (Tjiptadinata Effendi)
Uang hanyalah sebatas alat pembayaran. Uang dapat dimanfaatkan untuk berbuat kebaikan dengan membantu orang yang tidak mampu . Disisi lain,uang dapat juga digunakan untuk berbuat berbagai tindak kehangatan.Â
Tergantung kemampuan diri untuk melakukan Self control.  Dengan kontrol diri yang cermat, maka kita menyukuri apa yang ada pada kita dan bukannya tertarik akan uang yang bukan hak kita, apalagi sampai membiarkan pikiran kita larut untuk mencari jalan mendapatkan dengan cara menghalalkan segala cara, seperti yang dilakukan para koruptor.
Uang memang bukanlah segala galanya, dalam hidup ini, tetapi untuk dapat bertahan hidup, semua orang butuh uang. Karena itu perlu kita secara arif dan bijaksana memaknai petata petiti dan quote yang mungkin sifatnya menghibur
The wisdom words atau kata kata bijak, pada umumnya bertujuan menginspirasi dan sekaligus menjadi motivasi untuk mengubah sikap mental.
Kita sudah sangat sering mendengarkan ungkapan "uang bukanlah segalanya" Frasa ini sering digunakan dalam berbagai diskusi, baik di lingkup keluarga, pertemanan, maupun dalam seminar motivasi.Â
Maksud dari ungkapan tersebut adalah mengingatkan kita untuk tidak terlalu terobsesi pada uang hingga melupakan hal-hal yang lebih esensial dalam hidup, seperti keluarga, kesehatan, kebahagiaan, dan hubungan sosial. Namun, jika kita tidak memahami maknanya secara bijak, frasa ini bisa saja disalahartikan dan bahkan menyesatkan.
Mengapa Uang Penting dalam Kehidupan?
Sebelum membahas lebih jauh, mari kita akui fakta bahwa uang memang memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan. Uang memungkinkan kita memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, pendidikan, dan layanan kesehatan. Di era modern ini, hampir semua aktivitas memerlukan uang sebagai alat tukar.
Namun, pentingnya uang tidak berarti kita harus menilai segala sesuatu berdasarkan uang semata. Hubungan sosial, nilai-nilai kemanusiaan, dan kebahagiaan sejati sering kali tidak bisa dibeli dengan uang. Tetapi, mengabaikan pentingnya uang dan hidup tanpa perencanaan keuangan yang matang juga bisa menimbulkan masalah besar.
Ada beberapa kesalahan umum dalam memaknai ungkapan ini, yang justru dapat membawa dampak negatif:
Menjadi Alasan untuk Tidak Berusaha
Beberapa orang menggunakan ungkapan ini sebagai pembenaran untuk bermalas-malasan. Merasa cukup dengan apa yang dimiliki tanpa berusaha lebih baik. Padahal, bekerja keras dan mencari nafkah adalah bagian dari tanggung jawab kita sebagai manusia.
Mengabaikan Pentingnya Perencanaan Keuangan
Dalam masyarakat, ada yang merasa bahwa uang tidak perlu direncanakan dengan serius karena "uang bukanlah segalanya." Akibatnya, mereka tidak menabung, tidak berinvestasi, atau tidak mempersiapkan dana darurat. Ketika menghadapi krisis, mereka justru kesulitan karena kurangnya perencanaan keuangan.
Beberapa orang menganggap bahwa kebahagiaan dan kedamaian hanya bergantung pada aspek spiritual atau emosional.Â
Hal ini benar, tetapi kita tidak bisa mengabaikan fakta bahwa ketenangan hidup sering kali berkaitan dengan stabilitas finansial. Contoh sederhana adalah bagaimana kekurangan uang untuk kebutuhan pokok dapat memicu stres dan konflik.
Agar tidak keliru, penting untuk memahami frasa "uang bukanlah segalanya" secara seimbang.
 Uang memang bukan segalanya, tetapi uang adalah salah satu elemen penting dalam kehidupan. Maka, ada beberapa cara untuk menyikapi ungkapan ini dengan bijak:
Uang seharusnya dipandang sebagai alat untuk mencapai tujuan hidup, bukan tujuan akhir itu sendiri. Misalnya, kita bekerja keras untuk mendapatkan uang agar bisa memberikan pendidikan yang layak untuk anak-anak, mendukung keluarga, atau membantu sesama.
Jangan sampai mengejar uang membuat kita melupakan nilai-nilai penting dalam hidup. Keseimbangan antara mencari uang dan menjaga hubungan keluarga, kesehatan, serta kebahagiaan adalah kunci kehidupan yang harmonis.
Ungkapan "uang bukanlah segalanya" juga bisa menjadi pengingat untuk tidak hidup hanya untuk diri sendiri. Dengan berbagi rezeki kepada orang lain, kita bisa menciptakan kebahagiaan yang tidak ternilai harganya. Namun, berbagi juga harus dilakukan dengan bijak, agar tidak justru merugikan diri sendiri.
Uang memang tidak bisa membeli kebahagiaan secara langsung, tetapi uang bisa menciptakan kondisi yang mendukung kebahagiaan. Misalnya, memiliki cukup uang untuk memenuhi kebutuhan dasar, mengurangi stres keuangan, atau memberikan kesempatan untuk menikmati waktu bersama keluarga.
Sebaliknya, terlalu terobsesi pada uang tanpa memperhatikan aspek lain dalam hidup justru bisa membuat kita merasa hampa. Misalnya, seseorang yang bekerja terlalu keras untuk menghasilkan banyak uang tetapi kehilangan waktu bersama keluarga mungkin akan merasa menyesal di kemudian hari.
Renungan kecil di pagi indahÂ
Tjiptadinata EffendiÂ
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H