Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Salah Memilih Jalan Hidup

4 Desember 2024   04:29 Diperbarui: 4 Desember 2024   07:12 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar pixabay 

Alkisah sebuah kapal dari Kerajaan Negeri Anta Berantah sedang berlayar membawa emas batangan . Dikawal puluhan prajurit yang bersenjata lengkap. Untuk mengantisipasi seandainya terjadi serangan dari bajak laut 

Awalnya semua berjalan lancar. Apalagi semua awak kapal dan prajurit yang mengawal kapal ini adalah orang pilihan. Tetapi sesuatu yang tak terduga dapat terjadi kapan saja dan dimana saja 

Tetiba angin mulai berembus kencang dan lautan yang awalnya tenang, mulai bergelombang. Tapi semua masih terkendali. Mana ada Pelaut yang takut akan gelombang laut?

Tetapi kali ini bukan gelombang laut yang biasa terjadi. Badai topan yang mengamuk mulai menghempaskan kapal kesana kemari. Tiang kapal patah.

Air mulai masuk ke dalam kapal dan semakin lama semakin banyak air laut yang masuk kedalam kapal. Nachoda sudah tidak mampu mengendalikan kapal 

Menyaksikan hal ini Kapten kapal memutuskan untuk membuang seluruh muatan kapal. 

Walaupun tahu resikonya dirinya akan mendapatkan hukuman berat dari Maharaja. Karena tidak mampu melindungi harta Kerajaan 

Maka melalui alat pengeras suara Kapten kapal memerintahkan untuk membuang seluruh muatan kapal termasuk emas batangan 

Tetapi ada diantara awak kapal yang secara diam diam memasukkan emas batangan kedalam jaketnya. Melihat ini maka yang lain ikut melakukannya.Ada yang mengisi ransel penuh dengan emas batangan. Ada yang mengikat ditubuhnya

Akibatnya kapal karam

Karena hanya sebagian kecil muatan kapal yang dibuang. Begitu kapal karam, awak kapal dan prajurit yang membawa emas batangan didalam jaket sadar bahaya. Tapi sudah terlambat. Beban berat pada tubuh mereka dengan cepat menarik mereka dikedalaman laut. Dalam kondisi panik mustahil mereka dapat membuang emas yang diikat ditubuh mereka 

Semuanya tewas tenggelam 

Hanya beberapa orang yang tidak mengambil emas batangan dapat menyelamatkan diri dengan berpegangan pada papan pecahan dari kapal.

Ternyata ada kalanya sepotong papan tidak berharga lebih bernilai dibandingkan emas batangan 

Tetapi cukup banyak orang disaat saat marabahaya, menomor satukan harta ketimbang keselamatan dirinya 

Renungan kecil di pagi hari 

Tjiptadinata Effendi 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun