Alkisah sebuah kapal dari Kerajaan Negeri Anta Berantah sedang berlayar membawa emas batangan . Dikawal puluhan prajurit yang bersenjata lengkap. Untuk mengantisipasi seandainya terjadi serangan dari bajak lautÂ
Awalnya semua berjalan lancar. Apalagi semua awak kapal dan prajurit yang mengawal kapal ini adalah orang pilihan. Tetapi sesuatu yang tak terduga dapat terjadi kapan saja dan dimana sajaÂ
Tetiba angin mulai berembus kencang dan lautan yang awalnya tenang, mulai bergelombang. Tapi semua masih terkendali. Mana ada Pelaut yang takut akan gelombang laut?
Tetapi kali ini bukan gelombang laut yang biasa terjadi. Badai topan yang mengamuk mulai menghempaskan kapal kesana kemari. Tiang kapal patah.
Air mulai masuk ke dalam kapal dan semakin lama semakin banyak air laut yang masuk kedalam kapal. Nachoda sudah tidak mampu mengendalikan kapalÂ
Menyaksikan hal ini Kapten kapal memutuskan untuk membuang seluruh muatan kapal.Â
Walaupun tahu resikonya dirinya akan mendapatkan hukuman berat dari Maharaja. Karena tidak mampu melindungi harta KerajaanÂ
Maka melalui alat pengeras suara Kapten kapal memerintahkan untuk membuang seluruh muatan kapal termasuk emas batanganÂ
Tetapi ada diantara awak kapal yang secara diam diam memasukkan emas batangan kedalam jaketnya. Melihat ini maka yang lain ikut melakukannya.Ada yang mengisi ransel penuh dengan emas batangan. Ada yang mengikat ditubuhnya
Akibatnya kapal karam
Karena hanya sebagian kecil muatan kapal yang dibuang. Begitu kapal karam, awak kapal dan prajurit yang membawa emas batangan didalam jaket sadar bahaya. Tapi sudah terlambat. Beban berat pada tubuh mereka dengan cepat menarik mereka dikedalaman laut. Dalam kondisi panik mustahil mereka dapat membuang emas yang diikat ditubuh merekaÂ
Semuanya tewas tenggelamÂ
Hanya beberapa orang yang tidak mengambil emas batangan dapat menyelamatkan diri dengan berpegangan pada papan pecahan dari kapal.
Ternyata ada kalanya sepotong papan tidak berharga lebih bernilai dibandingkan emas batanganÂ
Tetapi cukup banyak orang disaat saat marabahaya, menomor satukan harta ketimbang keselamatan dirinyaÂ
Renungan kecil di pagi hariÂ
Tjiptadinata EffendiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H