Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membuka Pintu Hati untuk Belajar Sepanjang Hayat

21 Oktober 2024   15:04 Diperbarui: 21 Oktober 2024   15:12 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi 

Learn From the cradle to Grave 

Quote atau the wisdom words:" Learn from the cradle to grave" agaknya semua orang tahu artinya. Yakni belajar sejak dari buaian hingga akhir hayat. Tetapi dalam mengaplikasikan dalam kehidupan, setiap orang memiliki tafsiran masing masing.

Tetapi ada fakta tak terbantahkan bahwa orang yang menemukan kesuksesan di kemudian hari adalah orang yang komitmen untuk belajar seumur hidup..

Seperti yang sudah pernah saya tuliskan University of Life adalah the only one university di semesta ini dimana kita semuanya dapat belajar 24 hours a day,7 days a week and 365 days in a year.

Hal ini tentu saja tidak berarti orang harus terus-menerus mengikuti pendidikan formal. Hendaknya dimaknai tentang menjaga pikiran dan hati,agar terbuka untuk terus belajar.

Baik itu menekuni hobi baru, gemar membaca, atau sekadar mengikuti berita dan perkembangan terkini. Karena apa yang dulu dianggap sudah baik dan benar, boleh jadi seiring dengan perkembangan zaman sudah out of date untuk dipertahankan

Memahami bahwa  knowledge is the power. Ilmu pengetahuan adalah kekuatan. Memahy bahwa berhenti belajar berarti berhenti berkembang.

Barang siapa yang berhenti belajar akan terlanda oleh perubahan zaman. Karena hidup itu bersifat dinamika yang bergerak dari satu sudut kehidupan ke sudut kehidupan lainnya.

Untuk Merawat Antusias Jalani kehidupan

Satu satunya jalan untuk merawat antusias untuk terus membuka diri untuk belajar , adalah dengan menumbuhkan rasa syukur kepada Tuhan, untuk apa yang ada pada diri kita. 

Meluangkan waktu setiap hari untuk merenungkan berkat-berkat dalam hidup kita, entah itu kesehatan yang baik, hubungan yang penuh kasih, atau sekadar kegembiraan di pagi yang indah. Serta sanak saudara dan sahabat baik yang menyayangi diri kita.

Ritual ini tidak hanya menjadi kan diri lebih bahagia, tetapi juga mengingatkan kita agar tetap membumi . Serta membentengi diri dari terjerumus kedalam keangkuhan diri. Seperti yang sudah pernah saya tuliskan tentang menghindari self glorification. 

Merasa diri selevel lebih tinggi dari orang lain. Padahal harta yang kita banggakan boleh jadi hanya recehan bagi orang lain. 

Kehebatan diri yang dibanggakan hanyalah sebatas kebanggaan semu

Rasa syukur bukan berarti mengabaikan kesulitan atau tantangan. Bukan juga menutup mata terhadap kenyataan bahwa keluarga tercinta kita jauh dari sebutan perfect. Karena kesempuraan hanyalah milik The Giver of Life. Yakni Tuhan Yang Maha Sempurna

Rasa syukur adalah tentang menemukan kegembiraan dan keindahan di tengah-tengah badai dan gelombang kehidupan 

Seperti tertulis dalam the wisdom words:' Enthusiasm is the greatest power in life " 

Prinsip hidup yang berpijak pada pandangan positif ini  menghadirkan  kekuatan dan keberanian untuk mengatasi rintangan apa pun yang menghadang.

Luangkan waktu setiap hari untuk menghitung berkat-berkat yang diterima. Akan menyadarkan kita betapa kebiasaan sederhana ini dapat memperkaya hidup pribadi kita

Mempertahankan financial freedom serta time freedom  di usia lanjut dibutuhkan tekad yang pantang menyerah untuk mempertahankan pandangan positif, bahkan saat menghadapi kesulitan.

Daripada berkutat pada masalah, alangkah eloknya bila kita fokus pada solusi. Daripada membiarkan keadaan negatif menjerumuskan kita alangkah eloknya  memilih untuk melihatnya sebagai peluang untuk tumbuh dan belajar. Hidup adalah proses pembelajaran diri tanpa akhir 

Catatan tambahan:

Ditulis berdasarkan pengalaman hidup belajar selama lebih dari 81 tahun di University of Life 

Renungan kecil di sore hari 

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun