Dengan Beragam Suku BangsaÂ
Bilamana kita menempatkan diri terlalu tinggi, dengan alasan "Kami sudah tua" masa iya bergaul dengan orang yang sebaya cucu kami,maka secara tanpa sadar kita sudah membangun sekat pemisah. Hal ini akan mengakibatkan kita kehilangan kesempatan untuk menjalin hubungan persahabatan.
Sejak awal kedatangan kami berdua di Australia, kami berdua sudah bertekad untuk membuka diri terhadap hubungan persahabatan. Karena itu kami berdua ikut kursus Bahasa Inggris yang sebagian besar pesertamya adalah generasi muda dari berbagai Suku Bangsa di didunia. Sebagai informasi, penduduk Australia terdiri dari puluhan suku bangsa.
Menyapa yang muda terlebih dulu,sama sekali tidak akan mengurangi apa yang ada pada diri kitaÂ
Salah satu buktinya dalam dunia tulis menulis khusus di Kompasiana, kami berdua tidak menunggu disapa terlebih dulu baru mau balas menyapa.
Kendati demikian sama sekali tidak mengurangi respect sahabat Kompasianers terhadap kami berdua. Bahkan setiap kali kami undang untuk Kopdar bila ada kesempatan pulang ke Tanah Air, sahabat sesama Penulis di Kompasiana berkenan datang dari jauh.
Persahabatan itu menjejukkan dan sekaligus Menjadikan hidup lebih berarti. Seperti the wisdom words:" The beauty of life not depend on how happy my life,but how happy the others because of me"
Bukankah ada tertulis bahwa Sebaik baiknya orang adalah orang yang hidupnya bermanfaat bagi orang lain?
Jadi ingat lirik lagu:"
Disini senang ,disana senangÂ
Dimana mana hatiku senang trala la la....Â
Puji syukur kepada Tuhan kami berdua sudah mampu meraih kondisi nyaman dan aman dimanapun beradaÂ
Kuncinya:"Open minded and Open Heart"
Hidup dikelilingi sanak keluarga dan sahabat yang menyayangi sungguh merupakan sebuah kebahagiaan tak ternilai
Renungan kecil dimusim dinginÂ
Tjiptadinata EffendiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H