lunturnya antusias menghadapi hidup
mudah tesinggung dan marah
tidak mau menerima saran
menjadi pendiam
suka bernostalgia masa masa kejayaannya
rentan terhadap berbagai perubahan
Kegalauan dan kegelisahan hati ,serta rasa khawatir berlebihan menghadapi masa masa yang berada diluar zona keamanan dan kenyamanannya,dapat mendistorsi jiwa seseorang yang tidak mempersiapkan diri sedari awal.
Sebenarnya terlepas dari siapapun adanya diri kita, adalah wajar ,ada rasa kekuatiran ,menghadapi masa masa pensiun. Karena pensiun,bukan hanya pemasukan uang tidak lagi berjalan seperti biasa,tetapi pensiun juga berarti,ia tidak lagi memiliki “kekuasaan” untuk “memerintah” orang lain.
Tanamkanlah pada diri kita ,bahwa pensiun adalah sesuatu yang wajar yang merupakan proses alami. Yang tidak dapat dihindarkan oleh siapapun.Dengan jalan menerima bahwa hal tersebut adalah suatu kenyataan hidup,maka hati kita menjadi tenang.Jauh dari kerisauan memikirkan masa pensiun.
Jangan pernah membanggakan diri,baik karena jabatan, maupun kekuasaan yang kita miliki,pada saat masa jaya. Janganlah kita pernah mengabaikan prinsip hidup yang satu ini:”,bahwa segala sesuatu yang sudah berhasil dicapai, tidak akan selamanya kita miliki. “ ( Tjiptadinata Effendi)
Sehingga kelak bila waktunya memasuki masa harus turun panggung, maka kita dengan berbesar hati ,berani melenggang masuk kegelangang arena pensiunan
Memanfaatkan waktu untuk berbagai kegiatan sosial Dan mengarahkan langkah langkah kita ,sehingga kita mampu melengkapi motto : “Muda berkarya.tua tetap berguna”.
Bukankah ada tertulis bahwa:"Sebaik baiknya orang adalah orang yang hidupnya bermanfaat bagi orang banyak?
Renungan kecil dimusim dingin
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H