Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Judi Tidak Hanya Semata-mata Mempertaruhkan Uang

20 Juni 2024   19:47 Diperbarui: 20 Juni 2024   19:56 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang Lebih Parah Adalah Mempertaruhkan Masa Depan Keluarga 

Ada berjibun teori tentang apa yang dimaksudkan dengan judi. Pada prinsipnya judi adalah :"Mempertaruhkan sesuatu dengan berharap mendapatkan keuntungan lebih besar " 

Ada Judi online yang sedang dihebohkan. Ada juga judi terselubung,misalnya Nonton Bareng Pertandingan Sepak bola. Taruhan antara para Nonbar Sepak bola bukan kacang kacangan

. Maksudnya dalam nilai jutaan dan puluhan juta rupiah.

Mengenal beragam perjudian bukan untuk ikut berjudi, tapi justru agar tidak terperangkap dalam jebakan judi dalam bentuk apapun 

Banyak orang yang berpikir bahwa judi itu hanya ada di Casino.Mendengar nama Las Vegas, Macau , Crown Casino atau Genting, orang jadi ngeri , seakan mendengarkan sesuatu yang menakutkan.

Tetapi justru sesungguhnya, hal-hal yang tidak diwaspadai lebih cendrung menghanyutkan orang dalam perangkap perjudian terselubung.dibandingkan dengan Casino. 

Kami sudah mengunjungi berbagai Casino di dunia.. Antara lain di:

Las Vegas 

Macau 

Genting Highlands 

Star Casino 

Crown Casino 

Dan seterusnya

Tapi Puji Tuhan, hingga kini kami berdua tidak pernah terjerumus kedalam perjudian. Orang yang sudah terjerumus kedalam kecanduan judi, pada umumnya menarik diri dari semua kegiatan sosial. Ibarat orang kecanduan alkohol,satu satunya kesenangan bagi dirinya adalah judi.

https://easy.vegas/do/free
https://easy.vegas/do/free

Judi Berdasarkan Klasifikasi:

Judi tak berkelas:

Adu jangkrik

Main domino 

Adu layangan 

Adu ayam

Lomba kecoa.

Menerka isi manggis

Judi Kelas Menengah

Pacu Kuda

Sepak bola 

Pacu anjing

Judi High Class 

Valas 

Judi Nonbar Sepak Bola 

Ada paket paket promosi dari salah satu hotel berbintang di Jakarta ”Nonbar di Hotel including dinner”. Berapa taruhannya? Minimal 5 Jutaan, bisa di lipat dua, tiga atau lebih. 

Ada bandarnya dan hotel dapat 10 persen, sebagai pengelola. Bisa dilacak? Tidak bisa, karena tak tampak ada uang kontan dimeja nonbar, hanya catatan dan gesek kartu kredit atau kartu debit.

Awalnya Iseng Iseng

Salah seorang putra sahabat kami yang sempat terjebak kecanduan Judi sebut saja namanya Robert.
Awalnya calon korban dikasih modal Gratis dengan pesan:' Anda terpilih untuk mendapatkan modal Gratis "

“Setiap orang diberikan modal gratis untuk ikut bermain online. Bisa 50  ribu- 100  ribu rupiah dan seterusnya .Dikasih modal untuk main judi? Benar. Akibatnya merasa berutung terpilih untuk mendapatkan modal Gratis, maka dengan senang hati, yang mendapatkan modal Gratis ikut pasang nomor. Dengan pikiran:" seandainya kalah juga tidak masalah karena modal dikasih gratis 

Ternyata nomor yang dipasang keluar. Hmm rezeki memang bisa datang darimana saja 

Nah, sudah dikasih modal gratis, menang pula.” Siapa yang tidak senang dapat reseki nomplok?

Jerat sudah Dikalungkan Pada Leher

Orang sangat senang dapat modal Gratis. " Coba coba iseng iseng ikut main Eh  malamnya uang modal yang dikasih gratis, sudah menjadi berlipat lipat. Merasa dewa fortune sedang berpihak pada dirinya, Robert senang luar biasa.Pada saat inilah jerat sudah dikalungkan di lehernya. 

Hingga di kantor tempatnya bekerja, pikirannya masih terpaut pada kemenangannya. Pikirannya mulai melantur dan berpikir ”wah, saya kerja susah payah, cuma dapat segini. Duduk sambil ngopi dirumah. Eh dapat rejeki nomplok, hampir sebesar jumlah gaji sebulan."

Sejak saat itu Robert sudah kehilangan kontrol diri.

 Pikirannya tidak lagi fokus pada pekerjaan. Malah diwaktu waktu senggang dikantor, dimanfaaatkan untuk curi curi main online . Tetapi seperti sudah dapat diduga scenario dari Bandar judi, Robert mulai kalah. Merasa sayang uang " kemenangan" sudah dikantong ternyata kalah,maka Robert ingin mendapatkan kembali kekalahan nya 

Satu satunya jalan adalah main dalam jumlah taruhan yang lebih besar, agar kalau menang, maka seluruh kekalahan dapat direbut kembali.. Tetapi ternyata kalah lagi dan kalah lagi 

Robert sudah kehilangan kontrol diri.J karena seluruh pikiran sudah terfokus,bagaimana caranya agar uang yang sudah kalah,dapat direbut kembali.

 Pinjam uang ke perusahaan dengan alasan nenek nya sakit parah, padahal neneknya sudah meninggal. Tapi karena memang selama ini  Robert maka perusahaan  meminjamkan uang kepadanya 

Pulang kantor, begitu tiba di rumah, buru buru masuk ke dalam kamar Pesan pada istri dan anak anak,:" Jangan diganggu papa ada pekerjaan Kantor yang harus diselesaikan. Semakin lama semakin terpuruk. Uang cicilan rumah habis terpakai untuk judi.

Berbulan bulan menunggak cicilan rumah, pihak bank sudah mengirimkan Surat Peringatan Bila tunggakan tidak dilunaskan mana pihak bank akan menyita rumahnya.Belum lagi Credit Card sudah over limit dan tidak pernah dicicil.

Menyesal Setelah Semuanya Terlambat

Pada saat Robert menceritakan kisah hidupnya pada saya, ia menjadi tukang cuci mobil di emperan jalan di komplek Kemayoran. “Om, terkadang saya ingin bunuh diri, untuk melupakan semuanya, tapi syukur ada istri dan anak anak yang tetap menyayangi saya.” Kisah Robert mengakhiri pembicaraan kami pada waktu itu.
Saya melihat mata Robert berkaca kaca ,ada penyesalan yang amat mendalam terbaca melalui matanya.Tapi seperti biasanya, penyesalan selalu datang terlambat.

Semoga tulisan kecil ini, dapat menjadi alarm, bagi yang belum terjerumus dan sebuah motivasi bagi yang sudah terlanjur terpuruk. 

Kita semuanya pasti pernah berbuat kesalahan. Hanya mungkin berbeda masalah nya. Kita tidak mungkin dapat memikul beban hidup orang lain. Tetapi kita dapat mengulurkan tangan untuk membantu meringankan beban hidup nya. Setidaknya menjadi pendengar yang baik dan memberikan dukungan moral,agar mereka berusaha untuk bangkit dari keterpurukan 

Tjiptadinata Effendi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun