Tapi Sang Moderator diam diam dan dan melihat kearah saya dengan wajah berang Dan bilang:" Anda jangan mengolok olokan masalah iman. "
Saya terdiam. Sama sekali tidak merasa mengolok olokan Iman Katholik.
Karena memang hidup yang kami jalani seperti itu.
Sarapan pagi sepotong ubi rebus plus air teh tawar
Makan siang bubur dengan kecap
Makan malam sebungkus nasi ramas dimakan bertiga
Tidak ada tv
Tidak ada radio
Ice cream.hanya dalam mimpi
Restaurants? Membayangkan saja tidak berani
Saya jawab ke Sang Moderator;'Demi Tuhan hidup kami seperti itu Pak. Bila ada waktu,datanglah ke Pasar Tanah Kongsi.
Saya jualan Kelapa Parut. '
Sang Moderator diam. Hanya sekretaris menjawab:" Baik sudah kami catat '
Menanti dengan sia sia
Saya berharap suatu waktu akan datang team Pendalaman Iman. Mungkin bawa nasi ramas untuk kami makan. Tapi ternyata harapan tersebut berguguran.
Sejak saat itu tidak pernah lagi hadir dalam diskusi pendalaman Iman Katholik.
Karena kuatir, ntar Iman saya terlalu dalam, hingga lupa bahwa Iman tanpa cinta kasih adalah sia sia.
Ijinkanlah saya kutip sebait lirik lagu:"