Mungkin Banyak Yang Belum TahuÂ
Kata "Hadiah" tentu saja kurang tepat, Karena hadiah bermakna diberikan dengan senang hati. Karena itu, dibelakang kalimat diberikan tanda Tanya?
Semua bangunan bersejarah peninggalan Belanda menjadi milik bangsa Indonesia, setelah Indonesia merdeka.
Kembali KetopikÂ
Sebagai orang yang dilahirkan di Padang dan selama 47 tahun hidup di kota Padang,maka kami sekeluarga sudah berkunjung ke Bukittinggi ratusan kali.
Minimal sekali dalam satu bulan kami refreshing ke Bukittinggi. Mereguk keindahan Ngarai Sianok , serta tidak lupa parkir kendaraan di seberang jam Gadang untuk berbelanja di pasar traditional.
Tentang jam Gadang, sudah banjak yang menulis. Tetapi uniknya banyak orang asal Sumatra Barat yang tidak tahu bahwa Jam Gadang adalah peninggalan BelandaÂ
Jam Gadang adalah menara jam yang menjadi ikon Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia. Kalau hal ini semua orang pasti tahu. Tetapi bahwa Jam Gadang ini adalah bangunan bersejarah peninggalan Belanda, ternyata masih banjak yang belum tahu. Termasuk generasi muda yang lahir di Sumatera Barat.
Untuk jelasnya ijinkanlah saya kutip sebait dari Sumber berita:
Indonesia.tourist.com
Aside from hanging out, visitors can even learn the history of this fabulous clock. It is said the construction finished in 1926 and it was built by the order of the Dutch’s Queen. She gave the clock to her loyal secretary of Fort de Kock back then, named Rook Maker. The architect was a local person and his name is Yazid Abidin Rajo Mangkuto.Â
At the time, the construction took lots of budgets and involved many constructors as well.
Sumber: http://indonesia-tourism.com
Terjemahan bebas:
Jam Gadang yang merupakan ikon kota Bukittinggi ini , pembangunannya selesai pada tahun 1926Â
 Dibangun atas perintah Ratu Belanda, sebagai ungkapan rasa terima kasih nya kepada  sekretaris setianya di Fort de Kock saat itu, yang bernama Rook Maker. Arsiteknya adalah orang lokal bernama Yazid Abidin Rajo Mangkuto.
Tahun lalu, sewaktu ada kesempatan pulang kampuang, kami juga singgah di Bukittinggi.
Jadi takana jo kampuang nan jauah di matoÂ
Tjiptadinata EffendiÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI