Beli Sepeda Saja Tidak Mampu
Foto pendukung tulisan ini adalah hasil jepretan tahun 1967. Pada waktu itu, selain dari 2 orang Frater,cuma saya satu satunya pria yang mengajar di SD St.Fransiskus, seperti tampak pada foto.
Yang duduk persis di depan saya ,berkaca mata adalah kakak perempuan saya. Yang kini merupakan satu satunya saudara kandung saya yang masih hidup dan tinggal di Cijerah Kota Bandung
Pada waktu itu gaji guru hanya sekitar 16 ribu rupiah Dengan tunjangan in natura 9 kilogram beras. Pada masa itu tidak ada demo dalam bentuk apapun. Cara berpikir sederhana. Yakni:" Tidak ada yang memaksa harus jadi guru. Kalau tidak merasa nyaman ? Gampang, bikin Surat prngunduran diri. Selesai".
Untuk mencukupi biaya hidup,isteri mengajar di SMP Yos Sudarso dan di SMP Kalam Kudus.Â
Jangankan sepeda motor, beli Sepeda saja tidak mampu. Tapi walaupun demikian setiap guru menjalani tugas untuk mengajar dan mendidik murid dengan baik. Rata rata dalam satu kelas terdapat sekitar 30 orang murid.Â
Sekolah Katholik , mulai dari Taman Kanak Kanak TK Mariana, Santa Agnes.SMP Frater, SMP Pius dan SMP Maria dan SMA Don Bosco, serta SPG St. Xaverius.Belakangan dibangun SMP Yos SudarsoÂ
Dedikasi Demi PendidikanÂ
Semuanya mengacu demi untuk pendidikan anak anak. Para guru pada masa itu sangat sederhana.
 Sama sekali tidak paham akan politik.Tugas mengajar dan mendidik murid murid titik. Tapi hubungan antara guru dan murid berlangsung sepanjang hayat
Syukurlah ,para guru di era terkini sudah mampu beli motor ,bahkan mobil serta rumah.Dan tidak sedikit dari para guru ,mampu berwisata keluar negeri. Yang pada tahun 60 an ,mimpipun nggak berani. Â
Bravo para guru se Indonesia!
Tjiptadinata EffendiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H