Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Beda Sudut Pandang Terhadap Barang Gratis

28 Mei 2023   20:45 Diperbarui: 28 Mei 2023   20:58 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mau Bagi Bagi Majalah dan Koran Secara Gratis, Ternyata Tidak Mudah

Seperti kata peribahasa yang mungkin dianggap sudah kuno,tetapi tetap up to date hingga saat ini adalah :"Lain padang,lain belalangnya ,Lain lubuk lain pula ikannya" Yang maksudnya ,beda bangsa beda pula tradisi dan budaya ,serta sikap mental dalam menghadapi berbagai masalah . Salah satu diantaranya adalah tentang barang barang yang dibagikan secara gratis .

Seperti yang sudah pernah saya tuliskan, di beberapa gereja, salah satunya Gereja St.Andrew ,setiap hari Minggu selalu ada roti gratis yang disediakan dimeja .Roti masih hangat ,fresh from oven,tapi aneh yang mau mengambil hanya satu dua orang. Itupun sudah di sodor sodorkan,oleh yang membawa. Akhirnya,kami juga ambil satu,karena kasihan  sudah susah payah bawa roti dari rumah ,tapi orang enggan mengambilnya. 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Kalau di Gereja St.Peter , usai Misa ada Morning tea dan bagi bagi jeruk citroen, tapi yang mau mengambil hanya beberapa orang, Sehingga Pastor menyampaikan,bahwa kita harus menghargai pemberian orang . Maka "dengan terpaksa" ,umat masing masing bawa pulang dua atau tiga buah jeruk.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Majalah ,Koran dan Tabloid Gratis

Setiap kali ke Mall.ada keranjang buahan untuk anak anak ,yang disediakan secara gratis, Tapi sampai buah tersebut bonyok, tidak ada yang mau mengambilnya. Ada tabloid Have a go, ada tabloid tentang parenting. juga tergeletak tanpa disentuh .

Tadi siang ,kami ke Office Work,untuk beli tinta printer. . Eh ada majalah gratis. Karena ingin tahu apa isinya,maka kami bawa pulang satu exemplar . Begitu juga kalau ke Bunning ,ada majalah khusus tentang kebun dan taman. Nasibnya sama ,tidak dilirik orang,walaupun sudah ditulis :"Free".Bayangkan,untuk membagi majalan dan tabloid gratis, sampai harus memohon mohon:"Please " Saya bilang ke isteri saya :"Kalau di negeri kita,tidak perlu memohon mohon .Cukup ditulis :"Gratis " maka yakin semuanya akan laris manis 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Apa Yang Mendasari Perbedaan Ini?

Pertama adalah prinsip hidup :"Kalau bisa beli,mengapa ambil yang gratis ? Biarlah orang lain yang lebih membutuhkan mengambilnya" ini menyangkut roti dan makanan gratis 

Mengenai majalah dan koran ,serta tabloid gratis,bagi orang Australia, kalau mereka tidak butuh,mereka tidak akan mau mengambil majalah atau koran,walaupun gratis. Karena hanya akan mengotori rumah mereka. Sedangkan kursi dan meja ,serta perkakas rumah tangga yang mereka tidak butuh lagi,dibuang walaupun masih dalam keadaan baik .

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

No Junk Mail

Dikotak pos,selalu ditulis dengan huruf mencolok :"No junk mail" . Karena apapun yang berbau politik,bagi warga disini dianggap sampah,yang akan merusakan suasana hati,maka bila masih ada yang nekad memasukkan kedalam kotak pos,pasti akan dibuang kedalam tong sampah

Setiap tahun,banyak sofa dan tempat tidur yang masih layak pakai dibuang ,karena mereka beli yang baru. Biasanya yang mau mengambil barang bekas adalah para pendatang yang hidupnya belum mapan .Sedangkan bagi yang sudah punya,sama sekali tidak tertarik mengambilnya,walaupun kondisi perabot rumah tangga yang dibuang ,masih dalam kondis sangat baik . Ternyata memang benar,lain lubuk lain ikannya .Beda negara,beda pula sikap mental dan cara berpikirnya. termasuk dalam menyikapi barang barang gratis 

Tjjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun