Album Yang Sarat Kenangan Hidup
Pagi ini, saat sedang membereskan isi lemari,tetiba mata saya bagaikan terhipnotis menengok Album foto Jadul tahun 1965 .Tepatnya tanggal 2 Januari 1965 ,pada hari Pernikahan kami.Â
Pada waktu itu,kalau mau mengabadikan suatu peristiwa bersejarah ,tidak semudah seperti kini. Jauh hari sudah harus pesan Tukang Potret  .Dan tentu saja sudahi harus mempersiapkan dana yang lumayan pada waktu itu. Untuk mendapatkan foto yang baik, juru foto harus menggunakan lampu Blitz yang sekali digunakan,terus putus . Bayangkan berapa biaya yang harus dikeluarkan.
Karena itu,kami menempatkan semua foto pernikahan dan foto foto keluarga dalam Album Keluarga. Puji syukur kepada Tuhan,album ini merupakan satu satunya album kenangan yang masih tersisa .Seandainya Album ini bisa bercerita,maka mungkin kisah yang dituangkan bisa dijadikan buku.
Buku Album ini telah menempuh perjalanan hidup yang berliku liku bersama pemiliknya. Pernah  ikut merantau ke Medan dan tinggal di Pasar Tanah Kongsi,serta hampir tenggelam dalam banjir. Kami iklaskan semua pakaian terendam air ,asal dapat menyelamatkan album ini,yang saya selamatkan dengan memanjat loteng yang rapuh. Album ini sudah ikut puluhan kali kami pindah rumah
Dari Pasar Tanah Kongsi ke Pulau Karam. Kemudian ke Jalan Ratulangi. ke Jalan Moh .Yamin. Ikut kami pindah ke Bogor di Perumahan Bukit Cimanggu Villa. Kemudian pindah ke Tiga Raksa Tangerang. Pindah lagi ke Bintaro Jaya dan kemudian ke Duri Kencana Raya.Hingga kami menetap di Mediteranean Lagoon Apartement Residences di Kemayoran  Jakarta Pusat
Belakangan kami pindah ke Queesnsland dan tinggal selama dua tahun disini. Pindah lagi ke New South Wales dan tinggal selama empat tahun dan kini menetap di Perth Australia Barat
Kenangan Indah dan Sedih
Menyaksikan foto foto jadul 58 tahun lalu, menghadirkan kenangan indah dan sekaligus kesedihan. Indah karena saat saat bahagia mengucapkan Janji Pernikahan dan merayakan pernikahan bersama kedua orang tua dan semua saudara saudara. Tapi sesaat kemudian,sadar bahwa sebagian besar dari sosok yang ada dalam foto,kini sudah tidak lagi bersama kami didunia ini
Kedua orang tua saya dan orang tua isteri tercinta,sudah lama tiada Dari total 11 orang bersaudara,kini hanya tersisa diri saya dan kakak perempuan saya yang tinggal di Bandung ,yang kehilangan dua puteranya bersama MH 370
Dari isteri saya, sudah dua orang adik yang dipanggil Tuhan,selain dari kedua orang tua dan Om dan tante . Meyaksikan foto demi foto yang ada dalam album ini,sungguh mengugah rasa hati. Walaupun bukan tipe manusia cengeng,tapi tanpa sadar mata saya basah
Kami bersyukur, hingga di usia yang jelang 80 tahun,kami berdua dikaruniai kesehatan lahir batin dan anak mantu cucu serta cicit yang teramat menyayangi kami. Cicit kami Hay Ley yang baru berusia 2 tahun ,ternyata sangat tinggi kepedulian dan rasa empatinya.Saat kaki saya  terluka akibat terpeleset. dengan wajah sedih cicit kami menunjuk ke kaki saya dan bilang :"Aw aw aw " Belum banyak bisa berbicara,tapi bahasa tubuhnya menunjukkan betapa besar kasih sayangnya terhadap diri saya
Begitulah hidup ini. Bersifat dinamika ,bergerak dari waktu kewaktu dan sarat dengan romantika kehidupan.Â
Tjiptadinata Efffendi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI