Berawal Dari Kisah Lama
Seingat saya pernah dulu beberapa tahun lalu menulis,tentang pengalaman pribadi,sewaktu masih menjadi Pedagang antar kota Padang -Medan..
Pada waktu itu bertepatan dengan bulan Ramadan Baru sekitar 3 jam perjalanan dari Medan menuju ke Padang, bus berhenti ditengah jalan.Karena jembatan runtuh. Perlu diketahui,pada waktu itu tahun 1965 jembatan dibangun seadanya. Sementara itu hujan turun dengan lebat. Â
Syukur,sopir bis ALS yang kami tumpangi menurunkan kami di depan masjid . Dan semua penumpang turun untuk beristirahat,karena kabarnya, jembatan butuh waktu beberapa jam untuk diperbaiki .Â
Begitu turun,para penumpang membuka bekal masing masing ,karena sudah waktunya berbuka puasa. Saya hanya duduk bersandar disudut masjid,karena tidak ada membawa bekal. Karena rencana mau makan di salah satu kedai di perjalanan. Ternyata jembatan rusak. Perut terasa lapar,apalagi menengok orang lain makan dengan nikmatnya.
Tetiba seorang pria datang dan duduk dekat saya. "Nggak buka puasa nak ?" Â Dan saya jawab,bahwa saya non Muslim,tapi tidak bawa bekal dari rumah. Â
Tak disangka, orang tua ini dengan ramah mengatakan:" Kalau begitu kita makan bersama nak. Bapak juga sudah tua,tidak mampu makan semuanya " Â Dibukanya nasi bungkus . Tapi sekali lagi saya bilang :" Maaf pak,saya non Muslim"
Si Bapak memandang saya dengan wajah heran :"Kalau non Muslim,apakah salahnya kita makan bersama ? Untuk  hidup berbagi,tidak harus dengan orang sesuku dan seiman nak."
Dan disisinya ,separuh nasi diatas lembaran daun pisang pembungkus nasi tersebut. Dan saya tidak berbasa basi lagi. Mengucapkan terima kasih dan makan dengan nikmatnya. . Puji Tuhan,saya mendapatkan pelajaran berharga, tentang memaknai ajaran Islam dengan contoh teladan. Bahwa untuk berbagi,tidak harus dengan orang sesuku.Â
Berkunjnng ke MasjidÂ
Sejak saat itu,tertanam dalam hati saya, suatu hal yang tidak dapat saya tuliskan disini, Setiap kunjungan kemana saja,saya selalu mencari Masjid. Bukan untuk berdoa, tapi untuk mengabadikan gambarnya. Sehingga ada teman teman,yang mengira saya sudah Mualaf.
Masjid Nurul Ilmi di Kayu Tanam/dokumentasi tjiptadinata effendi
Kalimat yang selalu saya ingat dan sudah terpateri dalam lubuk hati terdalam adalah :'Untuk berbagi,tidak harus dengan orang sesuku dan seiman"
Apakah berarti saya murtad ? Ya enggaklah, saya tidak pernah meninggalkan gereja. Walaupun konon kalau sudah usia 80 tahun tidak wajib lagi ke gereja,saya dan isteri tidak pernah absent ke gereja,kecuali waktu covid dan gereja di lockdown. Sesungguhnya masih banyak lagi yang belum saya postingkan gambar masjid disini. Setidaknya beberapa gambar ini sudah mewakili niat hati saya
Selamat menunaikan Ibadah Puasa bagi saudara yang menjalaninya,
keterangan foto: semua foto adalah dokumentasi pribadi tjiptadinata effendi
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H